Jerusalem (ANTARA News) - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel pada Rabu (6/11) mengecam laporan otopsi oleh satu dewan ilmuwan Swiss yang menyatakan mendiang mantan presiden Palestina Yasser Arafat mungkin telah diracuni hingga meninggal.
Pada Rabu pagi, beberapa ilmuwan Swiss mengumumkan bahwa menurut pemeriksaan awal, kandungan Polonium di dalam aliran darah Arafat ialah 18 kali lebih tinggi dari batas normal. Laporan itu secara resmi diserahkan kepada Pemerintah Otonomi Nasional Palestina sehari sebelumnya.
Israel telah dituduh oleh para pejabat Palestina berada di belakang kematian Arafat pada November 2004 di satu rumah sakit di Prancis. Para dokter saat itu mengesampingkan penyebab kematian Arafat adalah stroke.
"Temuan tersebut tidak meyakinkan," kata Yigor Palmor, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Israel, di dalam pernyataan yang dikirim kepada Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi. Ditambahkannya, laporan itu "tidak didukung oleh fakta".
"Kami menduga gelombang tuduhan lebih lanjut, tapi tak ada bukti," ia menambahkan.
Menurut dia, "sekalipun ada jejak Polonium yang tertinggl di dalam sistem tubuhnya yang mungkin menunjukkan keracunan, tak ada bukti bahwa Arafat memang telah diracuni. Ada banyak pertanyaan yang masih belum dijawab."
Ia menyatakan Israel "sama sekali tidak terlibat dalam kematian Arafat", dan menyarankan agar masyarakat dunia menunggu temuan satu tim independen ilmuwan Prancis, yang juga memeriksa kematian Arafat.
Berbagai upaya untuk menentukan penyebab kematian Arafat dimulai pada November lalu; para ahli menggali kuburannya, di tengah keraguan yang meningkat mengenai penyebab kematiannya.
Arafat dimakamkan di Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan.
Suha Arafat, janda mendiang presiden Palestina itu, pada Rabu mengatakan hasil pemeriksaan yang diserahkan kepada dia tak menyisakan lagi peluang bagi keraguan. Laporan itu membuktikan tak ada penyebab alamiah, kecuali pembunuhan, atas kematian Arafat, katanya.
Namun Suha Arafat tidak menyebutkan secara pasti siapa yang berada di belakang kematian suaminya.
(Uu.C003)
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013