Damaskus (ANTARA News) - Serangan-serangan bom di Damaskus dan Suriah Selatan menewaskan sedikitnya 16 orang pada Rabu, sehari setelah Moskow dan Washington gagal mengumumkan tanggal bagi perundingan perdamaian yang diusulkan.
Di Rusia, Wakil Menteri Luar Negeri Mikhail Bogdanov mengatakan Moskow siap menjadi tuan rumah pembicaraan informal antara rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad dan oposisi, lapor AFP.
Rusia dan para pejabat AS pada Selasa gagal menyepakati tanggal untuk konferensi perdamaian yang diusulkan di Jenewa yang telah tertunda beberapa kali.
Di lapangan di Suriah, setidaknya delapan orang tewas dan 50 terluka dalam apa yang Damaskus katakan oleh ledakan di pusat Hijaz Square, kata kantor berita negara SANA.
"Delapan warga, termasuk dua perempuan, tewas dalam sebuah ledakan yang disebabkan oleh sebuah bom yang ditempatkan oleh teroris di pintu masuk ke perusahaan kereta api Hijaz," katanya.
Dan di kota selatan Sweida, delapan perwira intelijen tewas ketika seorang pembom bunuh diri meledakkan kendaraan di luar markas mereka, kata pengamat Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.
Kota ini adalah benteng minoritas Druze dan di bawah kendali rezim.
SANA juga melaporkan serangan itu, mengutip sumber polisi yang mengatakan "delapan warga" tewas dan 41 terluka.
Di provinsi Homs tengah, Observatorium melaporkan bahwa pemberontak telah merebut bagian dari gudang senjata penting setelah serangan dua pekan.
Para pemberontak "menyita sejumlah besar senjata" dari kompleks yang luas di luar kota Mahin, kata kelompok itu.
Namun seorang pejabat keamanan rezim membantah laporan itu, dan mengatakan: "Pertempuran masih berlanjut. Para teroris tidak mengambil senjata, dan ada banyak kerugian dalam barisan mereka."
Observatorium melaporkan bahwa lebih dari 50 pemberontak dan 20 loyalis pemerintah tewas dalam pertempuran untuk merebut pangkalan pada Selasa.
Lebih jauh ke utara, pasukan pemerintah merebut kembali sebagian besar kota strategis Tal Aran, selatan Aleppo, dalam dorongan lain untuk upaya mereka mengkonsolidasikan rute pasokan ke kota utama Suriah setelah penangkapan mereka di dekat Sfeirah pekan lalu.
Tetapi loyalis Al Qaida sementara menguasai pabrik listrik dekat Aleppo, menimbulkan kekhawatiran mereka bisa memotong listrik ke bagian-bagian kota yang dikuasai pemerintah.
Sementara itu di timur, di kota Raqa, satu-satunya ibu kota provinsi di bawah kendali pemberontak, Observatorium mengatakan para gerilyawan telah mengeksekusi dokter setelah menuduh dia mata-mata untuk intelijen Turki.
Mereka juga memenggal patung yang menggambarkan seorang petani laki-laki dan perempuan, yang dikenal secara lokal sebagai Patung Liberty, kata Observatorium, yang mengambil informasi dari para aktivis dan dokter di lapangan.
Bashar mengatakan kepada delegasi Aljazair yang mengunjunginya pada Rabu bahwa Suriah menghadapi pertempuran melawan "terorisme" yang mirip dengan konflik yang menghancurkan negara Afrika Utara itu sendiri pada 1990-an.
Penerjemah: Askan Krisna
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013