Dalam capaian tersebut, Garuda Indonesia berhasil mengangkut penumpang sebanyak 8.291.094 orang.
Jakarta (ANTARA) - Perseroan Terbatas (PT) Garuda Indonesia Tbk. mencatat kinerja positif pertumbuhan pendapatan usaha konsolidasi pada tahun kinerja 2023, yang tumbuh sebesar 40 persen atau 2,94 miliar dolar AS
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam keterangan di Jakarta, Selasa pagi, mengatakan angka tersebut naik dari pendapatan usaha pada tahun sebelumnya sebesar 2,1 miliar dolar AS. Hal ini menjadi salah satu indikator langkah penyehatan kinerja usaha yang terus berjalan sesuai dengan rencana (on the track).
Pendapatan bisnis tersebut, kata dia, didapat dari pendapatan penerbangan berjadwal yang naik 41 persen secara tahunan (y-o-y) yang naik menjadi 2,37 miliar dolar AS dari sebelumnya 1,68 miliar dolar AS.
Pendapatan usaha dari penerbangan tidak berjadwal, lanjut dia, juga mencatat pertumbuhan hingga 65 persen atau sebesar 288,03 juta dolar AS dari tahun sebelumnya sebesar 174,81 juta dolar AS.
Irfan menilai pertumbuhan bisnis yang terjadi merupakan implementasi aksi strategis korporasi dalam upaya percepatan pemulihan kinerja pascarestrukturisasi.
Baca juga: Garuda Indonesia sebut tak ada kenaikan harga tiket pesawat sejak 2019
Baca juga: GMF Aero Asia cetak laba bersih naik 461 persen jadi 20 juta dolar AS
Dirut mengatakan bahwa implementasi aksi strategis korporasi dalam upaya percepatan pemulihan kinerja pascarestrukturisasi dibarengi dengan geliat pergerakan penumpang yang terus tumbuh.
Ia berharap hal itu dapat makin memperkokoh landasan entitas bisnis Garuda Indonesia secara grup untuk fokus mengoptimalkan pada pendapatan usaha serta upaya pembukuan laba kinerja perusahaan secara berkelanjutan.
Setelah melewati fase yang penuh tantangan pada era pandemi COVID-19, Garuda Indonesia berhasil membukukan laba tahun berjalan sebesar 251.996.580 dolar AS (251,9 juta). Hal ini, menurut dia, makin memperkuat fundamen positif kinerja usaha Garuda Indonesia setelah merampungkan restrukturisasi di akhir tahun 2022.
Sepanjang tahun 2023, kata dia, Garuda Indonesia Group berhasil mencatatkan kinerja operasional melalui pertumbuhan jumlah angkutan penumpang hingga 34 persen, yakni mencapai 19.970.024 penumpang dibandingkan pada periode sebelumnya 14.848.195 penumpang.
"Dalam capaian tersebut, Garuda Indonesia berhasil mengangkut penumpang sebanyak 8.291.094 orang dan Citilink sebanyak 11.678.930 penumpang,” kata Irfan.
Ia mengatakan bahwa Garuda Indonesia juga mencatatkan pendapatan bersih lainnya sebesar 344,794,114 dolar AS yang dikontribusikan salah satunya dari penerapan pembalikan penurunan nilai aset non-keuangan (reversal impairment asset) dengan nilai sebesar 198 juta dolar AS.
Menurut dia, penerapan perlakuan akuntasi itu secara hati-hati, dan prudent dengan melibatkan Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP), serta melalui prosedur audit dari kantor akuntan publik yang ditunjuk oleh pihaknya.
Adapun langkah restrukturisasi utang Garuda Indonesia sejak akhir tahun 2021 mampu membawa perusahaan penerbangan milik Indonesia tersebut bangkit kembali setelah menerima persetujuan dari kreditur yang tertuang dalam perjanjian homologasi pada tahun 2022 atas penurunan nilai utang hingga 50 persen, yakni dari yang sebelumnya 10,9 miliar dolar AS menjadi 4,79 miliar dolar AS.
Saat ini pihaknya terus melakukan pemenuhan kewajiban pembayaran utang melalui sejumlah skema, di antaranya melakukan pelunasan bertahap melalui arus kas operasional, melakukan konversi utang menjadi ekuitas baru, surat utang baru, tagihan utang lokal dan sukuk baru, melakukan konversi utang jangka panjang untuk kreditur bank, BUMN dan anak perusahaan, serta melakukan pelunasan sebagian surat utang baru dan sukuk baru melalui tender offer.
"Kami tentunya berharap upaya pembayaran utang secara bertahap sesuai dengan perjanjian perdamaian yang telah disepakati," ujarnya.
Selain itu, langkah akselerasi kinerja perusahaan yang dioptimalkan ini mampu mewujudkan fokus Garuda Indonesia sebagai bisnis yang sehat.
Meskipun demikian, kata Irfan, tidak dapat dipungkiri pemulihan yang sedang berlangsung ini membutuhkan waktu tidak sebentar di tengah adanya berbagai tantangan pada masa mendatang yang perlu menghadapinya secara strategis.
Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024