Dili (ANTARA News) - Warga Timor Timur (Timtim) meninggalkan kamp-kamp pengungsi, karena ketakutan munculnya kerusuhan mengarah ke tindak kekerasan, kata Ketua Misi Perserikatan Bangsa-Bangsa di negeri itu, Sukehiro Hasegawa, di Dili, Jumat (18/8) malam.Ia mengungkapkan kekhawatiran mengenai keamanan di tempat-tempat penampungan sementara itu usai bertemu dengan para pemimpin masyarakat Timtim, setelah sejumlah insiden kekerasan terjadi di sekitar kamp-kamp yang menjadi tempat ribuan orang mengungsi dalam beberapa bulan terakhir ini.Dalam insiden terakhir pada Jumat pagi, sejumlah orang melemparkan bom molotov dan batu ke para pengungsi yang tinggal di barak Obrigada, sebuah kamp yang berseberangan dengan markas PBB di Dili, ibukota Timtim, demikian laporan Kantor Berita Prancis (AFP). "Insiden tertentu yang terjadi di sini, di seberang jalan, sangat mengawatirkan kami," kata Hasegawa. Ia mengatakan, ribuan pengungsi atau orang-orang yang kehilangan tempat tinggal telah meninggalkan sejumlah kamp di sekitar Dili karena takut kekerasan yang mungkin terjadi."Saya pergi ke kamp-kamp itu kemarin malam dan bertemu dengan para pemimpin, yang mengatakan kepada saya bahwa banyak pengungsi terancam di kamp-kamp itu, dan sekitar dua ribu atau tiga ribu dari tujuh ribu orang telah pergi," kata Hasegawa.Peter Fry, seorang penasihat keamanan PBB, mengatakan kepada wartawan, meski selalu ada kekerasan di lingkungan pengungsi, akhir-akhir ini tempat penampungan sementara itu tampaknya menjadi sasaran serangan."Dalam sebulan ini, kami menemukan bukti bahwa kamp-kamp itu secara khusus menjadi sasaran kegiatan keras," katanya.Lebih dari 150.000 orang berlindung di gereja-gereja, sekolah dan taman umum sejak ibukota Timor Timur itu dilanda kekerasan pada Mei, meski 3.200 prajurit penjaga perdamaian internasional ditempatkan.Bentrokan antara kelompok-kelompok di militer dan polisi menyulut kekerasan yang menewaskan sedikit-dikitnya 21 orang, dan mengarah pada kekerasan etnik di jalan-jalan.Sebelumnya bulan ini, Perdana Menteri Jose Ramos Horta mengatakan, ia yakin kamp-kamp itu akan dikosongkan dalam dua bulan mendatang dan berjanji membangun pos-pos keamanan di setiap daerah pinggiran Dili. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006