Organisasi kepramukaan perlu direvitalisasi. Pendidikan kepramukaan yang menumbuhkan kecakapan hidup dan nilai-nilai cita bangsa, itu yang harus ditanamkan kuat-kuat...

Jakarta (ANTARA) - Pengamat Pendidikan Doni Koesoema menyarankan agar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengkolaborasikan gerakan pramuka yang ada di berbagai komunitas atau organisasi, sehingga karakter kepramukaan tidak hilang dari diri siswa.

"Kemendikbudristek seharusnya komunikasi dengan gerakan pramuka, bagaimana membangun kolaborasinya. Memang pramuka itu gerakan yang mandiri dan sukarela, tidak ada yang memaksa ikut pramuka, tetapi enggak bisa dilepas begitu saja, kan?" ujar Doni saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Ia menjelaskan di beberapa komunitas atau organisasi juga memiliki kegiatan kepanduan yang bisa dikolaborasikan dengan kegiatan pramuka di kwartir-kwartir daerah, tak hanya di tingkat nasional.

"Pramuka seharusnya bukan hanya kwartir nasional, tetapi komunitas-komunitas kepramukaan yang menjadi kwartir cabang itu perlu diakui sama secara nasional, karena di Gereja Katolik, Muhammadiyah, NU, juga ada kepanduan, sehingga gerakan pramuka itu sungguh-sungguh menjadi gerakan kepanduan yang semangatnya sama, meskipun seragamnya berbeda-beda," kata Doni.

Baca juga: Kemendikbudristek: Pramuka ekstrakurikuler wajib disediakan sekolah

Dalam Undang-Undang (UU) Kepramukaan Nomor 12 Tahun 2010, kata dia, sudah menyebutkan bahwa kepramukaan menjadi tempat yang penting bagi pembentukan karakter.

"Memang dalam UU-nya, tidak ada kewajiban pramuka, karena pramuka itu kan organisasi yang mandiri, independen, sukarela, bebas, dan sekarang sudah dibebaskan. Kalau dibebaskan tentu saja anak akan memilih yang dia sukai. Kalau dibebaskan, tetapi tidak ada usaha untuk memperkenalkan pramuka, maka pramuka akan hilang dan tidak dipilih," tutur Doni.

Ia menegaskan Kemendikbudristek juga perlu memberikan aturan dan sistem yang jelas dalam Kurikulum Merdeka agar pramuka tetap menjadi pilihan.

Baca juga: KND: Pramuka efektif sosialisasikan pendidikan inklusi kepada anak

"Di Kurikulum Merdeka belum ada aturan dan sistem yang jelas untuk menjamin bahwa pramuka itu tetap ada dan ditawarkan dan itu menjadi pilihan. Kalau Kemendikbudristek benar-benar yakin bahwa pramuka membentuk karakter dan kewarganegaraan, di dalam Kurikulum Merdeka itu harus jelas, kegiatan ekstrakurikuler itu seperti apa dan bagaimana," kata Doni.

Selain itu, menurutnya, yang paling penting adalah revitalisasi organisasi kepramukaan yang dikolaborasikan dengan organisasi kepanduan lain sehingga dapat menumbuhkan nilai-nilai cita bangsa.

"Organisasi kepramukaan perlu direvitalisasi. Pendidikan kepramukaan yang menumbuhkan kecakapan hidup dan nilai-nilai cita bangsa, itu yang harus ditanamkan kuat-kuat, dan cita bangsa itu kan bentuknya macam-macam, jadi revitalisasi dalam pramuka itu penting, kegiatannya jangan hanya kemping," ujar Doni.

Baca juga: Bupati Sleman: Pramuka berperan dalam menggaungkan sadar wisata

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024