Mudah-mudahan di triwulan empat ada perbaikan, minimal 5,8 persen sehingga keseluruhan tahun, pertumbuhan ekonomi 5,8 persen,"

Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengharapkan kinerja perekonomian nasional pada triwulan IV dapat lebih baik dari triwulan III yang hanya tumbuh sebesar 5,62 persen, sehingga pada akhir tahun angka pertumbuhan ekonomi 5,8 persen dapat tercapai.

"Mudah-mudahan di triwulan empat ada perbaikan, minimal 5,8 persen sehingga keseluruhan tahun, pertumbuhan ekonomi 5,8 persen," ujarnya di Jakarta, Rabu.

Bambang menjelaskan angka pertumbuhan ekonomi pada triwulan III yang hanya tercatat 5,62 persen, lebih rendah dari triwulan II sebesar 5,81 persen, merupakan angka realistis karena saat ini sedang terjadi perlemahan ekonomi terutama dari sisi investasi.

"Ini sebenarnya dalam perkiraan kita, meskipun kita masih berharap 5,8 persen pada triwulan tiga. Tapi 5,6 persen sudah sejalan dalam kondisi sekarang, bahwa pasti terjadi perlemahan," ujarnya.

Bambang mengatakan angka pertumbuhan 5,62 persen pada triwulan III bukan realisasi yang buruk dalam situasi saat ini, namun angka pertumbuhan ekonomi yang terlalu rendah dapat mengkhawatirkan karena ikut mempengaruhi tingkat pengangguran dan kemiskinan.

"Kita agak lega bahwa memang terjadi pelemahan tapi tidak seburuk yang dibayangkan, karena kalau terlalu dalam, kita khawatir ada dampak ke kemiskinan dan pengangguran, yang tidak bisa diatasi dengan kebijakan moneter maupun fiskal," katanya.

Untuk itu, ia mengatakan perlu adanya upaya yang lebih maksimal untuk memperbaiki kinerja realisasi investasi, mempercepat penyerapan belanja pemerintah serta menjaga pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang selama ini dominan menjadi penyumbang angka pertumbuhan ekonomi nasional.

"Kita akan fokus pada kebijakan fiskal untuk mendorong dan melancarkan ekspor serta mengendalikan impor, dalam jangka pendek. Setelah itu, fokus ke investasi untuk jangka menengah. Kita juga mengharapkan alokasi anggaran dipakai dengan benar," katanya.

Bambang juga memastikan fokus pemerintah saat ini adalah melakukan stabilisasi untuk memperkuat fundamental perekonomian nasional agar tidak terpengaruh dengan kondisi ekternal, dan pelaku pasar serta investor memberikan kepercayaan penuh kepada Indonesia.

Sementara, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar menambahkan angka pertumbuhan ekonomi 5,62 persen pada triwulan III merupakan angka yang tidak dikhawatirkan oleh investor, karena masih relatif tinggi.

Menurut dia, angka tersebut justru memberikan peluang bagi pemerintah untuk menstabilkan neraca transaksi berjalan yang masih mengalami defisit dan sempat memberikan kekhawatiran kepada investor atas fundamental perekonomian Indonesia.

"Ini bisa memberikan peluang untuk sesuatu yang berimbang dari aspek neraca transaksi berjalan, karena tekanan akibat tingginya laju impor bisa mulai dikurangi," katanya.
(S034/B012)

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013