"Di Puri Gedeh (rumah dinasnya, red.) kan ada burung Kasuari dan Kakatua. Saya kasihan, gimana cara melepasnya," katanya saat peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional di Universitas Negeri Semarang, Rabu.
Kebetulan, kata dia, saat ini bersamaan dengan peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional sehingga terinspirasi untuk melepaskan satwa-satwa itu berkoordinasi dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Jawa Tengah.
Ia mengatakan telah mengkoordinasikan rencana pelepasan satwa peliharaan di Puri Gedeh itu dengan BLH Jateng dan segera direalisasikan pada hari ini atau Ravu, setelah dilakukan pengecekan kondisi satwa tersebut.
"Rencananya, (pelepasan, red.) hari ini juga. Nanti akan dicek dulu oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Kalau bisa dilepas ya langsung dilepas, atau perlu masa transisi dulu sebelum dilepas," kata Ganjar.
Sementara itu, Kepala BLH Jateng Agus Sriyanto mengaku siap merealisasikan permintaan Gubernur untuk melepaskan satwa, yakni burung Kasuari dan Kakatua yang selama ini dipelihara di rumah dinas Puri Gedeh.
"Tadi langsung koordinasi sama BKSDA, akan dicek di sana dan diambil (satwa, red.). Kalau bisa dilepas ya dilepas. Mungkin bisa dibudidayakan dan dikembangbiakkan, ya dimasukkan ke konservasi," katanya.
Ia menyebutkan berdasarkan laporan sementara ini ada enam ekor burung yang dipelihara di Rumah Dinas Gubernur Jateng di Puri Gedeh Semarang, terdiri atas lima ekor burung Kakatua dan seekor burung Kasuari.
"Ada lima ekor burung Kakatua dan seekor burung Kasuari. Tapi untuk pastinya nanti akan dicek lagi. Nanti kan dicek dulu kondisinya, apakah bisa langsung dilepas. Apa mungkin perlu perawatan dulu," kata Agus.
Rencananya, tim BKSDA dan BLH Jateng akan mengambil burung-burung peliharaan di Rumah Dinas Gubernur Jateng di Puri Gedeh Semarang pada Rabu ini sekitar pukul 16.30 WIB.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013