Awan tersebut adalah awan cumulonimbus atau awan petir yang berpotensi menimbulkan angin kencang dan memicu kenaikan tinggi gelombang lebih dari yang diprakirakanLabuan Bajo (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau nelayan dan pelaku wisata yang berlayar di perairan Labuan Bajo untuk meningkatkan kewaspadaan ketika di langit mulai bermunculan awan-awan konvektif yang berbentuk seperti kembang kol dan berwarna putih keabu-abuan dan bahkan berwarna hitam.
Awan tersebut adalah awan cumulonimbus atau awan petir yang berpotensi menimbulkan angin kencang dan memicu kenaikan tinggi gelombang lebih dari yang diprakirakan.
"Jika di wilayah darat berpotensi terjadi angin puting beliung, hal yang sama juga dapat terjadi di laut," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Patricia Christin Seran dihubungi di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin.
Dia menjelaskan puting beliung di wilayah laut disebut waterspout.
Baca juga: Siklon Tropis Megan pengaruhi kondisi cuaca di Kepulauan Sunda Kecil
Baca juga: KSOP perpanjang larangan kapal berlayar ke Pulau Komodo NTT
Wilayah perairan pariwisata Labuan Bajo, kata dia, berada pada pembagian dua wilayah perairan yaitu Selat Sape bagian utara dan selatan.
Untuk Selat Sape bagian utara tinggi gelombang masih dalam kategori rendah atau 0,25 -1,25 meter dan Selat Sape bagian selatan berkisar 1,25-2,5 meter atau kategori sedang.
Sebelumnya, Stasiun Meteorologi Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengimbau seluruh warga di daerah itu untuk berhati-hati dan mewaspadai adanya perubahan cuaca yang dapat terjadi saat musim pancaroba.
"Wilayah kabupaten Manggarai Barat saat ini berada pada peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau (pancaroba)," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Patricia Christin Seran.
Ia menjelaskan secara umum kondisi cuaca di daerah itu cerah berawan, berpotensi terjadi hujan ringan hingga lebat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat pada siang hingga sore hari.
Baca juga: BMKG ingatkan potensi hujan deras di Pulau Flores NTT
Baca juga: Cuaca ekstrem, BPBD Kupang: Banjir terjang rumah warga Desa Naibonat
Pewarta: Gecio Viana
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024