Jakarta (ANTARA News) - Beragam upaya dilakukan restoran makanan cepat saji untuk menjangkau anak-anak, dan anak-anak ternyata lebih banyak melihat iklan makanan cepat saji melalui media sosial dibandingkan televisi, demikian laporan para peneliti Kebijakan Makanan dan Obesitas Yale Rudd Center.
Di Amerika Serikat, enam miliar iklan makanan cepat saji muncul di situs-situs internet, dan paling banyak melalui Facebook, seperti dilansir dalam laman Livescience.
Laporan terbaru menemukan bahwa makanan cepat saji telah membuat sejumlah penyesuaian pada menu dan pemasaran lebih dari setahun terakhir, tetapi perubahan ini tak cukup untuk mengurangi kelebihan konsumsi kalori tinggi pada anak dan remaja.
Iklan makanan cepat saja di televisi yang ditonton anak usia 6-11 tahun menurun 10 persen antara tahun 2009 dan 2012.
Pada 2012, anak-anak dan remaja masih melihat tiga sampai lima iklan makanan di televisi setiap harinya.
Restoran cepat saji saat ini telah menyertakan pilihan-pilihan yang menyehatkan seperti buah-buahan dan sayuran dalam menu makanan anak-anak.
Para peneliti menyarankan restoran cepat saji membatasi iklan untuk anak-anak di televisi dan situs internet ke makanan yang menyehatkan saja.
Makanan anak-anak seharusnya diganti dengan makanan bernutrisi, kata peneliti.
Berdasarkan laporan di Amerika Serikat, tak sampai satu persen kombinasi makanan anak yang memenuhi nutrisi standar.
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013