Batam (ANTARA News) - Badan Reserse dan Kriminal Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) dan "The Central Narcotics Bureau" (CNB) Singapura membahas upaya memerangi kejahatan di bidang narkoba di kedua negara. "Ini pertemuan informal antara Polri-CNB Singapura untuk membahas penangulangan kejahatan di bidang narkoba yang telah menglobal dan sebelumnya telah dibahas dengan Malaysia, Thailand, Hongkong serta beberapa negara Asia lainnya," kata Penyidik Utama Direktur IV Bareskrim Polri Kombes Subandi Sukandar, di Batam, Jumat sore. Pertemuan di Batam, 18-19 Agustus 2006, itu dimediasi Badan Penanggulangan Narkoba Amerika Serikat (Drug Enforcement Administration/DEA) - Singapura. "Ini juga menyatukan visi dan misi memberantas kejahatan global. Apabila ada target di Singapura kita bisa langsung kontak per orangan petugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku di masing-masing negara. Begitu pula sebaliknya, meskipun kedua negara belum bekerjasama di bidang ekstradisi," jelasnya. Ia mengatakan, keterlibatan DEA tiodak perlu diartikan penekanan melainkan lebih merupakan kepedulian lembaga itu dalam pemberantasan peredaran narkoba serta sebagai pihak yang memberikan pelatihan kepada perugas di negara-negara yang rawan secara langsung maupun tak langsung dalam peredaran dan produksi narkoba. "Keberadaan DEA ini, tidak lain hanya untuk membantu Polisi Indonesia dan CNB Singapore. Bantuan itu dapat berupa pendidikan dan tatacara penggulangan peredaran atau pencegahan narkoba, seperti yang pernah dilakukan di hampir seluruh Asia dan Asia jauh," ujarnya. Dikatakannya, permasalahan penyalahgunaan narkoba berdimensi luas dan kompleks, baik dari segi medis, psikiatrik, maupun psikolososial dan yang paling memprihatinkan, korban narkoba pada umumnya adalah usia produktif di antara usia 18-40 tahun. Jaringan pengedar narkoba memiliki sistem yang sangat rapi, sehingga sulit diberantas. Untuk memberantas dan memerangi bukanlah pekerjaan mudah. Tentu upaya ini harus mendapat respons positif dari seluruh komponen bangsa. Menurut dia, Indonesia bukan lagi hanya sebagai tempat peredaran, tetapi telah menjadi negara tempat memproduksi narkoba yang sudah pada tingkat mengkhawatirkan. "Saya tidak tahu persis Indonesia masuk ke urutan berapa di peredaran dan produksi narkoba dan yang pasti tiap bulannya peredaran uang dari hasil penjualan mencapai triliunan rupiah," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006