Mataram (ANTARA News) - Majelis Adat Sasak (MAS) tengah mengembangkan tari topeng 22 jenis karakter yang lahir di era 1930-an dan sempat hilang dari peredaran tarian tradisional di Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Ternyata ada Tari Topeng yang lahir era 1930-an di Sembalun, kaki Gunung Rinjani. Uniknya tarian itu menampilkan 22 jenis karakter yang dimainkan oleh maestro yang sudah berusia 80 tahun tapi masih lentur dan gemulai," kata Ketua Harian MAS H Bayu Windya, di Mataram, Selasa.
Ia mengatakan, Tari Topeng khas Suku Sasak (suku di Pulau Lombok) itu menganut pakem "prak menaq" (ketokohan panutan dalam perwayangan).
Sebanyak 22 jenis karakter yang ditampilkan dalam Tari Topeng itu mencirikan 22 tokoh panutan berlainan karakter yang pernah ada dalam kehidupan masyarakat adat Sasak.
"Misalnya karakter Jayang Rana, Umar Maya, Maktal, Selandir, dan karakter lainnya, yang satu persatu dimunculkan dalam Tari Topeng ala Sasak itu," ujarnya.
Uniknya lagi, lanjut Bayu, Tari Topeng Sasak itu sejauh ini hanya dimainkan oleh lima orang penari tetapi mampu menampilkan 22 jenis karakter tokoh panutan.
Menurut Bayu, Tari Topeng ala Sasak itu khas atau berbeda dengan tari topeng lainnya yang ada di Pulau Jawa dan daerah lainnya di Indonesia.
Karena itu, MAS selaku lembaga adat Sasak berupaya melestarikan Tari Topeng itu dengan menampilkannya pada berbagai even budaya dan pariwisata, baik skala lokal, nasional maupun internasional.
"Kami coba tampilkan tarian ini di Taman Ismail Marzuki di Jakarta, Gedung Balai Sarbini, dan lokasi strategis lainnya di level nasional. Direncanakan dalam tahun ini," ujarnya.
Pewarta: Anwar Maga
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013