Jakarta (ANTARA) - Petenis peringkat tiga dunia Jannik Sinner merasa lebih matang secara mental untuk tampil di final ketiga di Miami dalam empat tahun setelah kalah dari Hubert Hurkacz pada 2021, dan kemudian Daniil Medvedev tahun lalu.
Petenis Italia itu akan berhadapan dengan Grigor Dimitrov di final Miami Open, Minggu waktu setempat atau Senin WIB.
"Pertama kali saya datang ke sini, saya mencapai final dan saya tidak bisa tidur malam sebelumnya," kata Sinner, seperti disiarkan AFP, Minggu.
"Kedua kalinya, yaitu tahun lalu, saya santai karena saya melewati masa-masa di mana saya sudah memiliki pengalaman (ini)."
"Sekarang saya adalah pemain yang berbeda, orang yang berbeda. Mudah-mudahan saya akan menanganinya dengan sedikit lebih baik lagi," ujar petenis berusia 22 tahun itu.
Baca juga: Dimitrov kalahkan Zverev untuk tantang Sinner di final Miami Open
Sinner berupaya meraih gelar ketiganya tahun ini setelah memenangi gelar Grand Slam pertamanya di Australian Open pada Januari, dan kemudian merebut gelar Rotterdam pada Februari, mencatatkan 19 kemenangan berturut-turut sebelum kalah dari Carlos Alcaraz di Indian Wells awal bulan ini.
Namun, anggapan bahwa kekalahan di California akan menggagalkan performa baiknya musim ini telah dikesampingkan dengan laju Sinner hingga ke final di Miami.
Kemenangannya 6-1, 6-2 atas juara bertahan Miami Open Medvedev di semifinal merupakan pernyataan yang tegas bahwa dia layak menjadi juara.
Sinner mengatakan kegelisahannya menjelang final pertamanya pada waktu itu datang dari perasaan bahwa ia mungkin tidak akan pernah mendapatkan kesempatan lagi untuk bermain demi gelar.
"Saya tidak bisa tidur karena, Anda tahu, saya tidak yakin apakah saya bisa kembali ke posisi ini lagi," kata Sinner.
"Dulu saya seperti, siapa yang tahu apakah saya bisa kembali ke final? Sekarang saya lebih yakin bisa lolos. Bukan berarti saya harus lolos, tapi rasanya berbeda. Saya hanya membuat itu sangat santai."
Jika Sinner merasa matang dalam hal kekuatan mental dan kepercayaan diri, performa dia juga meningkat dalam 12 bulan terakhir, seperti yang disebut Medvedev setelah kekalahannya di semifinal.
"Dia lebih sedikit meleset, dia memilih pukulannya dengan lebih bijak. Dia melakukan servis 10 kali lebih baik. Anda tahu, Jannik selalu melakukan servis dengan baik, tapi sekarang dia melakukan servis yang sangat, sangat baik," ujar Medvedev.
"Sebenarnya saya bertanya-tanya bagaimana dia bisa melakukannya, karena servisnya tidak semudah itu, pukulannya tidak semudah itu untuk dilakukan, dan sekarang, ya, servisnya merupakan kemajuan besar baginya," petenis Rusia itu menambahkan.
Baca juga: Medvedev akui salah eksekusi saat kalah dari Sinner di semifinal Miami
Namun sekuat apa pun Sinner, Dimitrov telah membuktikan di Miami bahwa dia tidak takut pada siapa pun.
Petenis Bulgaria itu datang ke Miami dengan peringkat 12 dunia tetapi telah mengalahkan tiga lawannya yang berada di peringkat 10 besar dalam perjalanannya ke final, yakni Hurkacz, peringkat dua dunia Alcaraz, dan Alexander Zverev di semifinal.
Hasil tersebut berarti petenis berusia 32 tahun itu pekan depan akan kembali masuk 10 besar untuk pertama kalinya sejak November 2018.
Kemenangan Dimitrov di Brisbane tahun ini merupakan gelar pertamanya sejak 2017 dan ia mengincar gelar Masters 1000 keduanya, setelah menang di Cincinnati tujuh tahun lalu.
"Saya pikir konsistensi mengalahkan pemain-pemain top, bagi saya, itu adalah kesuksesan yang jauh lebih besar dari apa pun," ujar Dimitrov.
"Jika Anda melakukan itu, Anda mendapat peringkat. Jika Anda melakukan itu, segalanya menjadi lebih baik bagi Anda. Namun untuk melakukan itu, (Anda memerlukan) disiplin, kerja keras, semua dedikasi."
Baca juga: Sinner taklukkan Medvedev untuk melaju ke final Miami Open
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2024