"Saya akan sampaikan, supaya ke depannya tidak seperti ini karena birokrasi yang terlalu panjang," katanya saat berkunjung ke Balai Pengobatan Haji Indonesia di Makkah, Senin malam waktu setempat.
Pernyataan Mahmud itu menjawab keluhan Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja Makkah dr. Subagyo yang mengaku kesulitan mencabut paspor jemaah untuk pemulangan jemaah sakit sehingga banyak seat (kursi penumpang) di pesawat tidak terpakai.
"Pencabutan paspor untuk jemaah yang tanazul awal (pulang lebih cepat dari jadwal) sulit karena kloternya belum pulang," kata Subagyo yang mendampingi Ketua Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Arab Saudi dr. Fidiansjah.
Menanggapi keluhan tersebut, perwakilan muasassah yang datang bersama beberapa petugas call center yang menerima keluhan dari jemaah itu, mengaku sudah mengerti permasalahannya.
"Selama ini pengambilan paspor jemaah sakit diajukan ke maktab, seharusnya langsung ke muasassah. Ke bagian paspor," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Fidiansjah juga sempat mengeluhkan terbatasnya ambulans saat prosesi ibadah di Armina (Arafah-Muzdalifah-Mina).
Mahmud menjanjikan akan menindaklanjuti pertemuan pertama sebagai perkenalan tersebut dengan pertemuan berikutnya untuk membahas berbagai permasalahan yang muncul.
Usai pertemuan, para perwakilan muasassah itu menyempatkan diri menjenguk jemaah yang sedang menjalani perawatan di BPHI dan memberi bingkisan kepada masing-masing jemaah.
Ny. Dewi Nirwana (54) mengaku senang mendapat bingkisan berisi antara lain sajadah, kerudung dan tasbih. "Alhamdulillah, lumayan," katanya. (F005/E008)
Pewarta: Fitri Supratiwi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013