Moskow (ANTARA) - Prancis meminta 46 negara untuk mengirim sekitar 2.185 penegak hukum untuk memastikan keamanan Olimpiade Paris, radio Prancis RMC Sport melaporkan pada Jumat.
Permintaan itu ditujukan tidak hanya ke negara-negara Uni Eropa, tetapi juga ke Korea Selatan, Afrika Selatan, India, Australia, dan negara-negara lain.
Sekitar 800 petugas keamanan sudah ditugaskan oleh pemerintah mereka masing-masing, kata stasiun radio itu, yang mengutip sejumlah sumber dari kepolisian setempat.
Polisi dan aparat keamanan asing akan berpatroli bersama aparat Prancis. Mereka akan tetap mengenakan seragam masing-masing agar para wisatawan dari negara mereka bisa dengan mudah mengenali dan meminta bantuan mereka, kata RMC Sport.
Mereka juga akan disebar ke lokasi-lokasi pertandingan di mana para penonton dari negara mereka ikut menyaksikan.
Selain penegak hukum reguler, pasukan-pasukan khusus juga diharapkan kedatangannya di Paris, termasuk lebih dari 500 penangan anjing untuk memeriksa bahan peledak di stasiun kereta, bandara, hotel, dan tempat kumpul para suporter.
Patroli berkuda juga akan dikerahkan, selain pasukan penjinak bom dan anti drone.
Pada Minggu (24/3), Presiden Prancis Emmanuel Macron melakukan pertemuan dengan Dewan Pertahanan Prancis menyusul serangan teroris di aula konser gedung Crocus City Hall di dekat Moskow pada Jumat pekan lalu.
Setelah pertemuan itu, Pemerintah Prancis meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman teroris ke level tertinggi di seluruh negara itu.
Olimpiade Paris akan berlangsung mulai 26 Juli hingga 11 Agustus.
Sumber: Sputnik
Baca juga: Polandia kirim tentara ke Prancis untuk bantu amankan Olimpiade Paris
Baca juga: Kewaspadaan teror di Prancis di level tertinggi usai serangan Moskow
Baca juga: Olimpiade Paris 2024 hadapi masalah anggaran dan keamanan
Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024