Tokyo (ANTARA News) - Setelah sebelumnya mengalami penurunan baru-baru ini, dollar AS menguat di perdagangan Asia Jumat menyusul laporan industri manufaktur AS yang membaik di luar poerkiraan dan penurunan harga minyak, kata para pedagang.
Dollar AS meningkat menjadi 116,05 yen pada perdagangan pagi di Tokyo dari sebelumnya 115.92 yen di New York Kamis.
Euro stabil pada 1,2823 dollar AS dari sebelumnya 1,2825 dollar AS di New York dan sedikit naik menjadi 148,77 yen dari sebelumnya 148,72 yen di New York.
Para pedagang kembali membeli mata uang dollar AS setelah hasil survei Philadelphia Federal Reserve mengungkapkan bahwa indeks manufaktur AS melonjak menjadi 18,5 poin pada Agustus dari 6,0 poin pada bulan sebelumnya, dimana ekspektasi pasar naik dua kali lipat.
"Dollar AS juga mendapat dukungan dari penurunan harga minyak," kata Saburo Matsumoto, manajer senior pada Sumitomo Trust and Banking.
Dollar AS mengalami pelemahan pada pekan ini setelah sejumlah indikator ekonomi mengindikasikan perlambatan ekonomi AS, mengurangi kemungkinan bahwa Bank Sentral AS (Federal Reserve) akan kembali menaikkan suku bunga.
Bank Sentral AS pada pekan lalu menunda kenaikan suku bunga.
"Spekulasi pasar mengenai kenaikan suku bunga AS berkurang baru-baru ini. tetapi terlalu dini untuk memperkirakan prospek dari suku bunga AS karena masih ada sejumlah indikator yang belum terungkap sebelum pertemuan Bank Sentral As berikutnya pada 20 September 2006," kata Matsumoto.
"Perbedaan suku bunga AS dengan Jepang masih besar walaupun suku bunga AS sudah berada pada puncak sedangkan suku bunga Jepang bergerak naik dengan lambat," katanya.
Bertentangan dengan Bank Sentral AS, Bank Sentral Eropa juga sedang mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga pada tahun ini, demikian AFP.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006