... masyarakat bisa menghemat pengeluaran karena setiap bulan biasanya membeli elpiji sebesar Rp50.000... "
Martapura, Kalimantan Selatan (ANTARA News) - Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Banjar, Boyke W Triestiyanto, mengatakan, pemanfaatan gas metan hasil pengolahan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir mengurangi efek rumah kaca.
"Jika tidak dimanfaatkan maka gas metan yang keluar dari timbunan sampah TPA bisa menambah efek rumah kaca yang dapat merusak alam dan lingkungan," ujarnya, di Martapura, Kalimantan Selatan, Minggu.
Ia mengatakan, pemanfaatan gas metan hasil pengolahan sampah TPA dijadikan energi terbarukan baik sebagai bahan bakar maupun sumber energi listrik sehingga bisa dinikmati masyarakat sekitarnya.
Dijelaskan, pihaknya sudah mengembangkan kawasan permukiman tak jauh dari TPA Hutan Panjang di Desa Padang Panjang Kecamatan Karang Intan sebagai "kampung metan".
"Dinamakan "kampung metan" karena warganya memanfaatkan gas metan sebagai sumber bahan bakar yang digunakan untuk kebutuhan memasak sehari-hari," ungkapnya.
Menurut dia, sebanyak 50 kepala keluarga diiberikan gas metan gratis yang dialirkan melalui jaringan pipa dari TPA ke rumah-rumah warga yang berjarak 1,4 kilometer.
"Berkat gas metan, masyarakat bisa menghemat pengeluaran karena setiap bulan biasanya membeli elpiji sebesar Rp50.000 sehingga dengan gas metan gratis itu mereka tidak usah membeli elpiji lagi," ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri Negara Riset dan Teknologi, Gusti M Hatta, mengapresiasi keberhasilan pemerintah Kabupaten Banjar memanfaatkan gas metan dari pengolahan sampah TPA menjadi gas metan sehingga bisa digunakan sebagai bahan bakar.
Pewarta: Yose Rizal
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013