ndonesia saat ini berada di posisi ketiga setelah negara Pantai Gading dan Ghana, sebagai penghasil kakao dunia,"
Mamuju, Sulbar (ANTARA News) - Indonesia bertekad menjadi penghasil kakao terbesar kedua di dunia, setelah negara Pantai Gading.
"Indonesia saat ini berada di posisi ketiga setelah negara Pantai Gading dan Ghana, sebagai penghasil kakao dunia," kata Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Dr Rusman Heriawan, yang berkunjung ke Mamuju, Sabtu.
Ia mengatakan, produksi kakao di Indonesia saat ini telah mencapai 712 ribu ton per tahun dengan luas lahan sekitar 1,7 juta hektare.
Menurut dia, kalau produksi kakao Indonesia itu terus dikembangkan maka tekad Indonesia sebagai penghasil kakao terbesar dunia akan dapat diwujudkan.
Wamentan mengatakan, seluruh daerah penghasil kakao di Indonesia seperti di sulawesi mesti membantu mendorong peningkatan kakaonya untuk meningkatkan produksi kakao nasional.
"Kakao Sulbar masa depan kakao di Indonesia yang memiliki luas lahan kakao sekitar 192 ribu hektare dengan produksi mencapai 101 ribu ton per tahun, sangat menjanjikan untuk terus dikembangkan," katanya.
Sehingga ia mengatakan, pemerintah ditingkat pusat sangat mengapresiasi, pemerintah dan masyarakat Sulbar yang menjadikan kakao sebagai ikon daerahnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya.
Menurut dia, pemerintah pusat berharap sulbar dapat mendukung program peningkatkan posisi Indonesia, sebagai negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia, menjadi penghasil kakao terbesar kedua didunia.
"Negara Pantai Gading dan Ghana mengalahkan kita sehingga menjadi penghasil kakao terbesar ketiga didunia, kita berharap dengan peningkatan produksi kakao di sulbar dapat membuat Indonesia menjadi penghasil kakao terbesar kedua didunia," katanya.
Kunjungan wamentan diSulbar, menghadiri acara forum stakeholders kakao se Provinsi Sulbar, selain itu juga meninjau kebun kakao ED Farm di Desa Tadui Kabupaten Mamuju.
Wamentan juga mengunjungi sekolah lapang kelompok tani "Ingin Maju" di Desa Tasiu Kabupaten Mamuju dan berdialog terkait masalah petani kakao.
(KR-MFH/B012)
Pewarta: M Faisal Hanapi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013