Beirut (ANTARA News) - Satu pesawat penumpang hari Kamis mendarat di Beirut untuk pertama kali sejak satu-satunya bandar udara antarbangsa Libanon dibom dalam sebulan gempuran Israel atas negara itu, kata pejabat bandara. Pesawat milik perusahaan negara Libanon Middle East Airline itu tiba dari Amman, ibukota Yordania, pada pukul 17.00 WIB, kendati masih ada blokade udara dan laut Israel atas Libanon, kata pejabat tersebut. Penerbangan itu bebas biaya bagi seluruh penumpang, yang kembali ke Libanon dan Amman. Setengah jam kemudian, satu pesawat kerajaan Yordania, juga datang dari Amman, mendarat di bandar udara itu membawa bantuan. Pada malamnya, pesawat British Airways dengan pejabat Inggris di dalamnya mendarat di bandar uadar tersebut. Pesawat penumpang pertama kembali ke bandar udara itu mengisi penerapan gencatan senjata rapuh, yang diperantarai Perserikatan Bangsa-Bangsa, untuk mengahiri perang sebulan antara Israel dengan pejuang Hizbullah. Israel masih melakukan blokade, yang memutuskan hubungan Libanon dengan dunia luar, dan belum jelas apakah ada upaya memcari atau memberi ijin penerbangan tersebut. Sumber dekat dengan Menteri Angkutan Libanon Mohamad Safadi menyatakan menteri itu akan mengumumkan pembukaan bandar udara tersebut dalam temu pers Kamis malam. Safadi hari Senin menyatakan bandar udara itu dapat dibuka sebagian dalam sepekan, tapi memerlukan dua atau tiga bulan untuk berjalan penuh. Dari Qasimiya, Libanon, dikabarkan bahwa pasukan pertama berupa 2.500 anggota brigade Angkatan Darat Libanon hari Kamis tiba di Marjayoun, kota Nasrani di perbatasan selatan, untuk ditempatkan di sepanjang tapal batas dengan Israel dalam 24 jam, kata petinggi tentara negara terkoyak perang itu, demikian DPA.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006