Jakarta (ANTARA News) - Syafitri, bayi kembar siam variant atau "Dicephalus parapagus twins", pada Kamis (17/8) pukul 00.05 WIB dipindahkan ke ruang Intensive Care Unit (ICU) RS Pelni Petamburan Jakarta dari Ruang Kenari, tempat perawatan bayi. "Karena kondisi Syafitri memburuk, maka tim medis memindahkan bayi itu ke ruang ICU agar bisa mendapatkan penanganan lebih intensif serta mengembalikan stabilitas kondisi Syafitri," ujar Kepala RS Pelni Petamburan Jakarta dr Sri Rachman Mks kepada ANTARA News, Kamis. Ia mengatakan langkah pemindahan itu diambil agar perawatan Syafitri bisa dilakukan lebih sering lagi serta dalam upaya mengantisipasi hari libur yang dicanangkan pemerintah karena di ruang yang lama perawatnya bisa saja tidak datang. "Kalau hari libur ini, banyak karyawan kami yang tidak masuk. Jadi untuk mengantisipasi hal itu, Syafitri dipindahkan ke ruang ICU, karena tenaga medis di sana tidak libur," katanya. Pada Kamis dini hari, sekitar pukul 00.05 tubuh Syafitri membiru. Maka untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, Syafitri terpaksa dipindahkan, dan dalam waktu 10 menit saja, atau sekitar pukul 00.15 kondisi kesehatan Syafitri telah kembali membaik. Selain itu, berak darah yang sempat dialami Syafitri sehari sebelumnya, sudah bisa dihentikan, dan kini dia tidak lagi mengalami melena atau berak darah lagi. "Jika kondisi Syafitri sudah mulai stabil, maka dia akan kembali dipindahkan ke ruang perawatan semula," ujar Sri Ia mengatakan, secara diagnostik seluruh kelainan pada organ tubuh Syafitri sudah diketahui. Namun untuk melakukan langkah terbaik yang akan diambil itu perlu pemikiran lebih dalam lagi, karena semua itu menyangkut nyawa seseorang. Selain itu, katanya, ada dua hal yang tidak mungkin dilakukan intervensi terhadap tubuh Syafitri. Pertama pembelahan kepala atau pembenahan otak. Kedua, pembenahan organ jantung. "Berat badan dan kodisi tubuh Syafitri selama di ruang ICU tidak mengalami perubahan signifikan, dan tim dokter sudah bekerja untuk menangani kasus itu sejak 11 Agustus lalu" kata Sri. Sudah 10 hari Syafitri berada di RS Pelni Petamburan, dan sekitar 27 dokter ahli telah menangani kondisi kesehatan bayi berkepala dua itu. Namun hingga kini tim dokter ahli belum juga mengambil kesimpulan mengenai langkah operasi. Menurut dia, hingga saat ini tim dokter yang telah dibentuk pada Rabu lalu belum membutuhkan tenaga dokter asing dalam menangani kasus tersebut. Ketika disinggung mengenai usia harapan hidup bayi, Sri hanya mengatakan tidak dapat memprediksikan lamanya usia hidup Syafitri. Selain itu katanya, tim dokter akan terus berupaya membuat Syafitri bisa hidup hingga dewasa. Ia mengatakan, langkah operasi akan diambil jika kondisi tubuh Syafitri stabil, dalam pengertian medis adalah jika kadar oksigen baik-baik saja atau tidak mengalami fluktuasi yang berlebihan . Selain itu, kondisi stabil dalam medis yakni, jika Syafitri tidak sesak nafas dan selalu aktif bergerak.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006