"Nilai sejarah yang terkandung dalam kawasan sejarah menjadi sebuah keunikan dan karakter khas sebuah destinasi wisata. Karenanya saya sangat mengapresiasi gagasan ini," kata Menparekraf di Jakarta, Rabu.
Jakarta dan Cirebon, lanjutnya, memiliki ikatan sejarah yang sangat erat. Pada 22 Juni 1527, Sunda Kelapa dibebaskan dari penjajahan Portugis oleh panglima perang Sunan Gunung Jati, Fatahillah, yang juga merupakan menantu dari Sunan Gunung Jati dari Cirebon.
Baca juga: Menparekraf: Wisman di Bali bayar pungutan Rp150.000 baru 40 persen
Peluncuran program ini akan dilaksanakan pada 21 April 2024 di Keraton Kasepuhan Cirebon dalam kegiatan tradisi keraton setiap 10 Syawal setiap tahunnya yang menjadi rangkaian acara “Grebeg Syawal”.
Sementara itu, Ketua Yayasan Badan Wakaf Kesepuhan Cirebon Ahmad Jazuli berharap melalui inisiasi bersama sama dengan Pemerintah Kota Cirebon dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta serta dukungan dari Kemenparekraf ini, diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan khususnya dari Jakarta ke Cirebon.
Menurut dia, Keraton Kasepuhan Cirebon masih menjalankan adat istiadat dan tradisi yang kuat. Dalam setahun setidaknya ada 42 adat istiadat dan tradisi yang masih berjalan.
Ketua Umum Forum Silahturahmi Keraton Nusantara (FSKN) Yang Mulia Karaeng Turikale VIII Maros, Sulsel Brigjen Pol (P) Mapparessa menyampaikan, paket wisata yang dikemas dalam konsep itu menyajikan beragam atraksi menarik.
Baca juga: Sandi: Kontribusi fesyen capai 17,6 persen dari total nilai ekraf
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon, Agus Sukmanjaya, menambahkan Cirebon memiliki banyak daya tarik unggulan, mulai dari Tari Topeng, Kereta Barong, Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Gua Sunyaragi, hingga Ziarah Makam Sunan Gunung Jati.
Dan pada tahun 2024 ini Kota Cirebon akan mengembangkan lima destinasi wisata baru yang berbasis cagar budaya.
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024