Target teroris selama ini adalah simbol-simbol asing seperti Bom Bali 1 dan 2,"

Jakarta (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Republik Indonesia Komisaris Jenderal Polisi Sutarman mengatakan teroris menargetkan simbol-simbol asing dalam aksinya.

"Target teroris selama ini adalah simbol-simbol asing seperti Bom Bali 1 dan 2," kata Sutarman saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta, Rabu.

Oleh karena itu, dia mengatakan bahwa pihaknya akan mengupayakan penangkapan teroris hingga ke tahap pencegahan sebelum pelaku melakukan aksinya.

"Belakangan, kita bisa menangkap sebelum mereka melakukan penyerangan dan ini mendapatkan apresiasi dari luar negeri," katanya.

Dia mengatakan bahwa banyaknya aksi teror penembakan polisi beberapa waktu belakangan ini karena polisi dianggap sebagai penghalang aksinya.

Sutarman mengatakan bahwa hal itu pulalah yang menyebabkan motif pelaku penembakan di Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan beberapa waktu lalu, yakni dendam.

"Motifnya ini dendam. Dalam aksinya, polisi dianggap penghalang. Bahkan dalam buku yang beredar dari kelompoknya dia, polisi dianggap `thoghut` (setan)," kata Sutarman.

Menurut dia, ada kekeliruan dalam aspek ideologi yang diyakininya.

"Jadi, mereka menganggap menyerang polisi itu halal, ini harus ada yang menegaskan kalau kita itu menegakkan hukum," katanya.

Oleh sebab itu, dia berharap agar penegakan hukum merupakan "benteng" terakhir dalam pemberantasan aksi teror dengan bekerja sama dengan seluruh unsur.

"Kita mengingatkan kembali kepada siapa pun apabila memiliki satu tujuan, dia tidak melanggar hukum itu sah-sah aja, kalau melanggar itu yang jadi persoalan," katanya.

Hingga Kamis (31/10) pagi, Polri telah menangkap delapan tersangka teror penembakan terhadap polisi.
(J010/D007)

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013