Acara musik yang awalnya dimulai sejak 1976 kini terdiri dari serangkaian program yang diakhiri dengan festival puncak pada 1 Desember mendatang.
Sederet musisi siap meramaikan panggung JGTC di pelataran parkir FEUI Depok adalah Depapepe dan Kyoto Jazz Massive PA Live dari Jepang serta para artis lokal seperti Andien, Tulus, Tompi, Raisa, ESQI:EF-Syaharani and Queenfireworks, Idang Rasjidi ft.
Oele Patisselano and Iwan Wiradz, Barry Likumahuwa project tribute to Miles Davis ft. Bubugiri, Dwiki Dharmawan Quartet, Monica Tahalea and The Nightiangles, SORE, Shadow Puppets, Bubugiri, Kul-Kul, Acoustic Funk, dan BAG+Beat.
Selain itu, JGTC juga mengadakan JGTC Clinic untuk peserta JGTC Competition yang pesertanya dinilai oleh Benny Likumahuwa, Yance Manusama, dan Aldo Sianturi. Tiga pemenangnya dipersilakan tampil di acara puncak.
Ada pula JGTC Roadshow yang digelar di Palembang bekerjasama dengan Himpunan Fakultas Ekonomi Universitas Swirijaya yang akan menampilkan Idang Rasjidi ft. Iwan Wiradz, Jazzyndicate, Hei, Celeste Voice, Espresso, The Second Episode, dan Elfroux16.
Program baru yang dihadirkan tahun ini adalah JGTC Malam Komunitas pada 22 November di Piazza Gandaria City untuk memberi ruang ekspresi dan berbagi pada komunitas jazz Jabodetabek dan Bandung.
Seperti yang pernah dibuat tahun sebelumnya, JGTC 2013 kembali menghadirkan Jazz Museum yang berisi sejarah jazz dan JGTC.
Benny Likumahuwa, penampil yang berpartisipasi sejak awal JGTC puluhan tahun lalu, mengagumi perkembangan ajang musik tersebut.
"Dulu penonton baru 200 orang, sekarang sudah berapa ribu?" katanya di FEUI Depok, Kamis.
Musisi senior yang nyaris tidak pernah absen menjadi penampil JGTC juga mengungkapkan niatnya untuk tetap membantu agar acara jazz ini tetap berkelanjutan.
"Saya siap bantu anak muda soal jazz."(*)
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013