Apabila jalur untuk obat tersebut disebarkan kurang, maka kumannya tumbuh subur sehingga disarankan untuk mengonsumsi sumber protein, seperti susu, ikan, dan putih telur.

Jakarta (ANTARA) - Dokter Rumah Sakit Persahabatan Dr. dr. Heidy Agustin memberikan sejumlah tips agar tuberkulosis tidak semakin parah dan menjadi tuberkulosis resisten obat (TBRO), dengan mengikuti pengobatan secara baik dan tepat waktu.

Dia menjelaskan TBRO adalah suatu penyakit TB yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang sudah mengalami resistensi atau kebal terhadap obat antituberkulosis (OAT) yang sedang digunakan.

Menurutnya, pengobatan yang tepat waktu adalah agar bakteri TB dalam tubuh tidak semakin banyak.

"Nomor dua, kalau kita kena TB itu harus makan yang bergizi, sehingga kadar protein darah kita itu naik. Jadi sebenarnya kan si albumin itu yang membawa sebagai transpor obat di seluruh badan kita. Nah, kalau kita kurus, makannya kurang, nggak mau makan, yang membawanya itu nggak ada," kata Heidy dalam "Pengobatan TB Kebal Obat, Apakah Bisa Disembuhkan?" yang disiarkan Kementerian Kesehatan di Jakarta, Selasa.

Dia menuturkan apabila jalur untuk obat tersebut disebarkan kurang, maka kumannya tumbuh subur sehingga disarankan untuk mengonsumsi sumber protein, seperti susu, ikan, dan putih telur.

Baca juga: Dokter jelaskan proses TB yang sebabkan penumpukan cairan di paru

Yang ketiga, katanya, adalah memakai masker, atau apabila ada orang sekitar yang TB, menyuruhnya memakai masker, agar tidak terkena TB.

Heidy menyebut bahwa terdapat dua jenis TBRO, yaitu primer dan sekunder. Pada TBRO primer pasien sebelumnya belum pernah terkena tuberkulosis, lalu terinfeksi orang TBMDR, misalnya di kereta.

TBMDR yaitu tuberkulosis resisten obat (TBRO) yang disertai dengan kekebalan terhadap salah satu dari obat golongan fluoroquinolone dan salah satu dari injeksi Obat Antituberkulosis (OAT) lini dua, seperti Capreomycin, Kanamycin, dan Amikacin.

"Tetapi kalau dia sudah ada riwayat pengobatan, terus pernah putus, atau minum obat yang enggak teratur, nah itu berarti namanya MDR sekunder," katanya.

Dalam kesempatan itu, dia mengatakan apabila terkena TBMDR, tidak perlu berkecil hati ataupun stres, karena banyak rumah sakit, seperti Rumah Sakit Persahabatan, yang menjadi pusat pengobatan penyakit itu.

"Di sini semua obatnya gratis, alat-alatnya juga lengkap, tinggal datang aja. Kita juga punya dukungan untuk teman sebaya, kita juga punya dukungan dari mantan pasien untuk pengobatan biar semangat," katanya.

Baca juga: Lingkungan padat penduduk lebih berisiko menularkan TB
Baca juga: Dinkes DKI ingatkan warga yang alami gejala TBC untuk periksa diri

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024