Jakarta (ANTARA) - Dokter dari Rumah Sakit Persahabatan Dr. dr .Heidy Agustin mengatakan, dalam tuberkulosis resisten obat (TBRO), terdapat sejumlah tipe resistensi, misalnya monoresisten dan multidrug resistant atau MDR.
Heidy mengatakan, pada tipe monoresisten, bakteri tuberkulosis tersebut resisten terhadap satu jenis obat saja, sedangkan pada multidrug resistant, bakteri kebal terhadap berbagai jenis obat, misalnya rifampicin dan isoniazid.
"Selain itu ada juga yang namanya Pre-XDR. Pre-XDR adalah TBMDR atau TBRO yang disertai dengan salah satu, kebal terhadap salah satu dari obat golongan fluoroquinolone dan salah satu dari injeksi lini dua, seperti Capreomycin, Kanamycin, dan Amikacin," ujarnya dalam "Pengobatan TB Kebal Obat, Apakah Bisa Disembuhkan?" yang disiarkan Kementerian Kesehatan di Jakarta, Selasa.
Dia menjelaskan, TBRO adalah suatu penyakit TB yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang sudah mengalami resistensi atau kebal terhadap obat anti tuberculosis yang sedang digunakan.
Adapun faktor-faktor risiko yang menyebabkan orang terkena TBRO adalah putus pengobatan sebelumnya, serta terinfeksi langsung oleh pasien-pasien yang memiliki TBMDR.
Baca juga: Lingkungan padat penduduk lebih berisiko menularkan TB
Dokter itu melanjutkan, terdapat TBRO tipe Extensive Drug Resistant (XDR). Pada Tipe XDR, kata dia, yaitu resisten terhadap salah satu dari antibiotik golongan fluoroquinolone dan salah satu dari obat antituberkulosis (OAT) injeksi lini kedua, seperti Capreomycin, Kanamycin, dan Amikacin.
"Terakhir ada juga istilah TB Rifampicin Resistant, atau resisten terhadap Rifampicin saja dalam bentuk monoresisten," dia menambahkan.
Heidy menyebut bahwa Terdapat dua jenis TBRO, yaitu primer dan sekunder. Pada TBRO primer, katanya, pasien sebelumnya belum pernah terkena tuberkulosis, lalu terinfeksi orang TBMDR, misalnya di kereta.
"Tapi kalau dia sudah ada riwayat pengobatan, terus pernah putus, atau minum obat yang enggak teratur, nah itu berarti namanya MDR sekunder," katanya.
Menurut Heidy, gejala-gejala TBRO mirip dengan gejala tuberkulosis pada umumnya, oleh karena itu banyak yang tidak tahu mereka terkena TBRO.
"Pasien biasanya batuk lebih dari dua minggu, keringat malam, batuk darah, batuk berdahak, itu banyak terus ada gitu badannya menjadi kurus, tidak nafsu makan, kadang demam tapi tidak terlalu tinggi. Itu sebenarnya gejalanya," kata dia.
Baca juga: USAID dukung riset resimen pengobatan untuk tangani TB pada anak
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024