Jakarta (ANTARA News) - Setelah sepuluh hari Syafitri, bayi kembar dengan dua kepala itu berada di rumah sakit Pelni Petamburan Jakarta ternyata belum juga dapat menjalani operasi yang akan dilakukan oleh tim dokter yang dibentuk dari tiga rumah sakit ternama di Jakarta. "Setelah tim dokter yang tergabung dari RS Pelni, RSCM dan RS Harapan Kita berkumpul Rabu siang, bersepakat untuk sementara tidak akan melakukan operasi kelainan organ dalam Syafitri," kata Dr Sri Rachman, Mkes, Kepala RS Pelni Petamburan Jakarta kepada ANTARA News, Rabu sore. Menurut dia, langkah operasi organ dalam belum dapat dilakukan karena kompleksitas dari jenis kelainan itu sendiri. Oleh sebab itu tim dokter masih perlu melakukan penelitian lebih mendalam dari organ-organ dalam pada tubuh Syafitri. Pertemuan tim RS Pelni, RS Jantung Harapan Kita, tim dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI)/RSCM dan Tim dokter dari bedah anak FK-UI/RSCM, berkesimpulan bahwa jantung milik bayi kanan dan bayi kiri itu menyatu padahal seharusnya terpisah. Karena jantung bayi kembar siam Syafitri menyatu dan memiliki kelainan bawaan kompleks maka para tim dokter dari tiga rumah sakit itu memutuskan tidak melakukan operasi pemisahan jantung Syafitri. Pernyataan tersebut berbeda dengan yang dikatakan sehari sebelumnya oleh ketua tim dokter penanganan kasus bayi kembar "Syafitri", bahwa prioritas utama dari pembenahan organ bayi kembar siam variant atau "Dicephalus parapagus twins" itu adalah pembenahan jantung. "Langkah ini diambil agar Syafitri dapat segera bernafas dengan normal," kata ketua tim dokter rumah sakit Pelni Petamburan, dr Ketut Lilamurti SpA di Jakarta, Selasa (15/8). Jadi, hingga saat ini ternyata ada dua operasi atau pembedahan yang tidak mungkin dilakukan oleh tim dokter terhadap tubuh Syafitri. Pertama, pembedahan kepala, dan Kedua, pembedahan organ jantung Syafitri. "Dengan kondisi saat ini tidak akan dilakukan intervensi apapun pada kelainan jantung yang ada pada organ tubuh Syafitri," ujar Kepala rumah sakit itu. Selain itu, ia juga menjelaskan tentang kondisi Syafitri saat ini yang sedang kelelahan karena harus banyak mengalami pemeriksaan dari tim dokter. Ia mengatakan organ dalam jantung Syafitri hanya mempunyai tiga bilik jantung dan tiga serambi jantung. Dari ketidaknormalan itu maka, darah bersih dan darah kotor menyatu, sehingga dapat mengakibatkan tubuh Syafitri membiru. "Kalau untuk ukuran normal, bayi kembar siam itu masing-masing memiliki dua serambi jantung dan dua bilik jantung, sehingga bayi bisa bernafas dengan lega tanpa harus menggunakan bantuan oksigen," katanya. Karena kelainan organ jantung yang diderita Syafitri tidak dapat dioperasi, maka hingga bayi itu besar nanti akan selalu menggunakan bantuan oksigen dalam berafas.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006