Keluhan ini sangat realisitis, karena akan mengurangi nilai jual barang karena terlalu tingginya biaya transportasi,"

Jakarta (ANTARA News) - Indonesia Maritime Institute (IMI) minta pemrintah baik pusat dan Bengkulu agar membantu penyediaan transportasi yang murah di Pulau Enggano, Bengkulu.

Alat transportasi utama yang digunakan rakyat untuk keluar masuk ke Enggano hanya sebuah kapal roro dan satu kapal perintis, selebihnya kapal-kapal nelayan yang sewakut-waktu ke Bengkulu.

Berdasarkan pantauan IMI, salah satu yang dikeluhkan masyarakat Enggano adalah mahalnya biaya kapal ferry untuk mobil atau truk yang mengakut komoditas dari Enggano ke Bengkulu, satu buah mobil biayanya charge Rp1 juta, sementara untuk truk harga pun berbeda, belum lagi muatannya pun biayanya berbeda.

"Keluhan ini sangat realisitis, karena akan mengurangi nilai jual barang karena terlalu tingginya biaya transportasi," kata Direktur Eksekutif IMI, Y Paonganan kepada wartawan di Jakarta, Rabu.

Menurut Paonganan, kondisi di Enggano adalah hasil riset yang dilakukan oleh Tim dari Indonesia Maritime Institute (IMI) pada pertengahan Oktober 2013.

Berdasarkan hal tersebut, IMI mendesak Kemenhub melalui Dirjen Perhubungan Laut dan Perhubungan Darat untuk segera melakukan tindakan ke operator kapal roro dan kapal perintis yang beroperasi melayani rute Bengkulu-Enggano. "Bukankah layanan tersebut mendapatkan subsidi APBN..?," tanya Paonganan.

Dia menjelaskan, Pulau Enggano adalah salah satu pulau kecil terluar yang beradi di Provinsi Bengkulu. yang secara geografis memiliki potensi kelautan dan perkebunan yang sangat besar.

Sumber daya alam di Pulau Enggano sangat berlimpah, mulai dari ikan karang dan ikan pelagis, selain itu juga terkenal penghasil perkebunan seperti jengkol, pisang, karet. Namun sayang, hasil SDA tersebut sulit dipasarkan ke luar Pulau Enggano karena terbatasnya alat transportasi.(*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013