Jakarta (ANTARA) - Ketua DPR RI Puan Maharani saat berpidato di sidang umum parlemen dunia atau Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-148 di Jenewa, Swiss, menyampaikan kecaman atas kekerasan yang dilakukan Zionis Israel ke masyarakat Gaza, Palestina.
Ia pun lantas bertanya ke para parlemen negara-negara lain yang hadir apakah semuanya hanya akan tinggal diam saja melihat kekejaman tersebut.
Baca juga: Ketua DPR kecam kekerasan di Gaza dalam sidang parlemen dunia
Ia mengatakan saat ini umat muslim di dunia tengah menjalani Bulan Ramadhan yang penuh berkah dan mewujudkan nilai-nilai perdamaian. Namun sayangnya hal tersebut tidak terjadi di Gaza karena terus terjadinya pertumpahan darah.
"Pembunuhan, pertumpahan darah, dan pengeboman oleh Israel terus berlanjut di Gaza. Ini adalah kekejaman luar biasa yang tidak dapat dijustifikasi dengan cara apa pun,” kata dia.
Dia pun menilai saat ini dunia hanya tengah menyaksikan kekejaman perang di Gaza. Parlemen dunia, menurutnya, tidak boleh tinggal diam atau menutup mata terhadap penderitaan warga sipil tersebut.
Di samping itu, ia pun mendorong negara-negara besar di dunia untuk menggunakan pengaruhnya demi menghentikan kekejaman yang terjadi di Timur Tengah tersebut dan menegakkan kemanusiaan demi tidak memperpanjang peperangan.
Baca juga: Puan bawa isu perdamaian untuk sidang parlemen dunia di Swiss
Selain soal Gaza, ia juga menegaskan bahwa perdamaian pun harus terjadi di Ukraina dan juga di sejumlah negara lain, seperti Yaman hingga Myanmar. Perdamaian adalah kunci untuk mencapai kemajuan bagi sebuah bangsa.
“Untuk mewujudkan perdamaian yang abadi di mana pun, komunitas internasional dan terutama negara-negara besar harus memberikan tekanan kepada pihak-pihak yang bertikai untuk duduk di meja perundingan,” katanya.
Dia mengatakan parlemen dapat memainkan peran penting untuk menciptakan perdamaian dan keamanan global. Dengan menggunakan kewenangannya, karena parlemen dapat membuat undang-undang yang melindungi hak-hak setiap orang.
“Termasuk melindungi perempuan, anak-anak, dan penyandang disabilitas. Kita juga dapat memperkuat diplomasi antar-parlemen, dan pendidikan untuk mempromosikan budaya damai,” kata dia.
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024