Jakarta (ANTARA) - Komnas Perempuan melalui pengelolaan swakelola tipe 3 menyalurkan dana Rp998.100.000 untuk mendukung Program Pundi Perempuan terkait penanganan kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan.
"Pundi Perempuan lahir dari sebuah gerakan bersama untuk merespon penanganan kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan yang diinisiasi pembentukannya oleh Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan pada tahun 2001," kata Wakil Ketua Komnas Perempuan Olivia Salampessy dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Menurut Olivia Salampessy, dana tersebut untuk mendukung Program Pundi Perempuan yang akan dilaksanakan di DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Aceh, Jawa Barat, Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Lampung, Jambi, Bengkulu, Maluku, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, DI Yogyakarta.
Ia menjelaskan Komnas Perempuan bersama dengan Yayasan Sosial Indonesia untuk Kemanusiaan bekerja sama untuk mendukung perempuan korban kekerasan melalui women crisis center atau lembaga layanan pendampingan korban melalui Pundi Perempuan.
"Gerakan bersama tersebut berkembang dengan skema Pundi Perempuan sebagai wadah penggalangan sumber daya yang diharapkan memiliki sistem yang tertata sejak menggalang, menyalurkan serta membangun kemandirian bagi lembaga pengada layanan sebagai pendamping perempuan korban kekerasan, baik pendampingan hukum, pemulihan psikologis dan psikososial," katanya.
Baca juga: Komnas Perempuan sebut kasus kekerasan seksual paling sulit dibuktikan
Olivia Salampessy mengatakan bahwa sejak 2003 hingga saat ini sumber pendanaan Pundi Perempuan lebih banyak diperoleh dari masyarakat, baik individu maupun komunitas, dan tiga tahun ke belakang menunjukkan kecenderungan adanya beberapa perusahaan yang juga mendukung pendanaan untuk Pundi Perempuan.
Hingga tahun ini, tercatat Pundi Perempuan telah membantu 152 lembaga layanan penerima manfaat program Pundi Perempuan.
Dalam melaksanakan kegiatan penggalangan dana Pundi Perempuan, Yayasan Sosial Indonesia untuk Kemanusiaan didukung oleh aktivis-aktivis yang peduli terhadap isu perempuan atau kekerasan berbasis gender.
"Mereka membantu dengan semangat kerelawanan mengorbankan waktu dan tenaganya untuk menggalang dana agar Pundi Perempuan dapat menyalurkannya lagi kepada lembaga pengada layanan ataupun perempuan korban kekerasan," katanya.
Oleh karena itu, menurut dia, Pundi Perempuan tidak hanya sebagai wadah penggalangan dana, tetapi juga menjadi gerakan bersama dan menjadi milik bersama komunitas masyarakat sipil.
Baca juga: Komnas Perempuan: KDRT di Jember lebih buruk dari KDRT pada umumnya
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024