Prediksi menunjukan inflasi Indonesia akan kembali meningkat untuk bulan Oktober..."
Jakarta (ANTARA News) - Mata uang rupiah pada Rabu sore melemah senilai 73 poin terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bank sentral Negeri Paman Sam itu (the Fed) yang berlangsung pada 29 hingga 30 Oktober 2013.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore menjadi Rp11.178 dibanding posisi sehari sebelumnya Rp11.105 per dolar AS.
"Aksi tunggu investor di pasar uang masih terjadi di pasar valuta asing, di mana laju dolar AS masih menunjukkan apresiasinya seiring dengan antisipasi pelaku pasar terhadap hasil rapat FOMC. Akibatnya, rupiah kembali melanjutkan pelemahannya," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada.
Beberapa data ekonomi di kawasan Asia, dikemukakannya, cenderung melemah sehingga turut memperlambat laju mata uang domestik terhadap dolar AS.
Analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir, mengemukakan bahwa investor terlihat sedang waspada menanti hasil pertemuan the Federal Reserve (the Fed) yang mungkin dapat berikan petunjuk kapan bank sentral AS akan mulai mengurangi pemberian stimulusnya.
Selain itu, ia menyatakan, pelaku pasar juga berhati-hati menanti data inflasi dan neraca perdagangan Indonesia yang akan dirilis pada 1 November 2013.
"Prediksi menunjukan inflasi Indonesia akan kembali meningkat untuk bulan Oktober, meski tidak terlalu tinggi dan neraca perdagangan kembali defisit di September dengan kinerja ekspor dan impor yang lemah," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu ini tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp11.161 dibanding sehari sebelumnya di posisi Rp11.076 per dolar AS. (*)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2013