Jakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengimbau masyarakat yang akan mudik untuk menghindari mudik pada momen puncak arus mudik dan balik Idul Fitri 1445 Hijriah/2024 Masehi dengan melakukan perjalanan lebih awal atau di akhir momen puncak.
“Kita imbau sebagian anak-anak yang sudah libur mudik di awal,” kata Budi usai rapat koordinasi lintas sektor kesiapan Operasi Ketupat 2024 di Jakarta, Senin.
Pemerintah memperkirakan puncak arus mudik terjadi dari tanggal 5 April sampai dengan 8 April 2024 dan puncak arus balik dari tanggal 13 April sampai 16 April.
“Beberapa catatan saya berkaitan dengan puncak mudik yang tadi disampaikan Pak Menko, memang benar hari keempat itu (puncaknya). Tapi, karena kalau hari keempat, ketiga, kedua itu akan tinggi sekali (arus lalu lintas),” katanya.
Untuk itu Budi mengimbau masyarakat yang dapat mudik lebih awal bisa terhindar dari potensi kepadatan di jalan. Mengingat hasil survei dari Kementerian Perhubungan jumlah pergerakan masyarakat pada lebaran tahun ini meningkat lebih dari 50 persen, yakni ada 193 juta orang. Sedangkan tahun lalu 123 juta orang.
Baca juga: Menhub pastikan kelancaran angkutan mudik Lebaran lewat kereta api
Selain itu, pemerintah juga memperkirakan Idul Fitri jatuh pada tanggal 10 April, yang dirayakan semua umat Islam.
Untuk mendukung kelancaran arus mudik dan balik Lebaran 2024 ini, pemerintah juga akan menyiapkan program potongan biaya komersil seperti tahun lalu. Namun ini masih akan dibahas dengan operator jalan tol.
"Yang gratis tol yang fungsional dan tol komersial ada diskon seperti tahun lalu, tapi kita belum koordinasi dengan operator. Dalam waktu dekat akan kita umumkan," kata Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.
Hal senada juga disampaikan Direktur Penegakan Hukum (Dirgakkum) Korlantas Polri Brigjen Pol. Raden Slamet Santoso usai acara diskusi persiapan mudik di DPR RI, Kamis (21/3).
“Sebagusnya begitu, jadwal cuti dibagi. Baik liburnya awal, maupun kembalinya. Kan kami prediksi arus puncak itu tanggal 4, 5, 6, 7 dan 8. Kan begitu ya. Nah, itu beberapa hari kalau bisa dibagi akan lebih bagus,” kata Slamet.
Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Tory Damantoro juga menyampaikan apabila tidak dibagi sebaran perjalanan mudik dan balik masyarakat dikhawatirkan tidak tertampung oleh kapasitas jalan yang ada.
Hal ini, kata dia, dikarenakan kapasitas sarana dan prasaran jalan yang ada tidak sebanding dengan jumlah demand (pengguna) saat puncak arus terjadi.
“Ini sudah kami dorong sejak dua tahun lalu. Pemerintah pun sudah memberlakukannya pada mudik 2023, agar jadwal libur dibagi tidak pada berbarengan,” kata Tory.
“Jadi perlu ada penyesuaian saranan dan prasarana transportasi dengan penyebaran waktu berangkat liburan dan pulang liburan untuk menghindari puncak yang terlalu tinggi,” katanya menambahkan.
Baca juga: Polri gelar rakor lintas sektor persiapan Operasi Ketupat 2024
Baca juga: Lonjakan penumpang mudik Lebaran di Bandara Soetta terjadi 5 April
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2024