Jakarta (ANTARA News) – Kurangnya jumlah bahan bacaanmenjadi kendala dalam upaya meningkatkan minat membaca di kalangan pelajar,kata Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat BacaPerpustakaan Nasional, Syarif Bando.

“Saya kira secara umum minat membaca pelajar, tinggi. Tapi yangjadi persoalan adalah bahan bacaan yang kurang,” kata Syarif Bando, di Jakarta,Selasa.

Menurut dia, kurangnya bahan bacaan disebabkan karenakurangnya produksi penulisan buku. Pihaknya pun mengimbau kalangan akademisiuntuk menggiatkan penulisan buku untuk mendukung upaya peningkatan minat membaca baik di kalangan pelajar maupun masyarakat.

Selain itu, menurut dia, adanya pemahaman yang salah selamaini bahwa membaca adalah mengerjakan pekerjaan rumah, membuat para pelajartidak berupaya menambah pengetahuan dengan membaca buku non-pelajaran sekolah. “Jadikalau PR-nya sudah selesai, menurut mereka sudah selesai membaca,” katanya.

Padahal, menurut Syarif, definisi membaca sebenarnya merupakankesempatan peserta didik untuk menambah pengetahuan selain dari pelajaran dikelas.

Pihaknya pun mengakui bahwa materi pelajaran di kelas itu hanyaberkutat pada bahan bacaan pada buku-buku paket saja sehingga kurang mendorongsiswa untuk mau membaca buku-buku lain di luar buku pelajaran.

"Jadi tidak banyak mendorong anak-anak untuk membaca buku-bukupenunjang lain di luar buku pelajaran utama," katanya.

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013