Jakarta (ANTARA) - Konsultan respirologi anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo dr. Darmawan B. Setyanto, Sp.A (K), menyebut ibu dengan tuberkulosis (TB) masih tetap bisa menyusui anaknya selama menaati protokol kesehatan (prokes).

“Seperti yang sudah dijelaskan tadi, TB tidak menular melalui ASI yang diberikan, tapi, penularannya melalui udara,” kata Darmawan dalam diskusi daring yang diikuti dari Jakarta, Minggu.

Menanggapi pertanyaan soal izin ibu dengan TB tetap menyusui, Darmawan menuturkan penularan TB berbeda dengan penyakit HIV yang mampu menginfeksi orang lain melalui hubungan seksual maupun darah.

Baca juga: Menarik nafas tanpa takut tuberkulosis di 2030

Aktivitas menyusui masih dapat dilakukan selama sang ibu mematuhi sejumlah protokol kesehatan yang tepat. Misalnya, selalu menggunakan masker agar droplet (percikan napas) tidak mengenai bayi.

Dianjurkan pula baik sebelum dan sesudah menyusui ibu langsung mencuci tangannya agar tidak ada bakteri Mycobacterium tuberculosis yang berpotensi menularkan kepada orang sekitarnya.

“Yang terpenting kalau sudah diobati ibunya secara intensif dua bulan, semoga tidak akan menular. Tapi, tetap terapi pencegahannya harus diambil,” kata Darmawan.

Dokter anak sekaligus peserta PPDSp2 IKA FKUI-RSCM dr. Cynthia Centauri, Sp.A menambahkan selama ibu dengan penyakit TB mematuhi anjuran tenaga medis seperti rutin menjalankan perawatan intensif, maka penularan dapat dicegah. Anjuran tersebut termasuk memantau tumbuh kembang bayi secara ketat dan memberikan terapi pencegahan penularan TB.

“Kita harus ingat penularan TB itu biasanya melalui droplet, kalau bayinya waktu lahir bugar dan belum terinfeksi TB, tinggal mamanya bagaimana caranya menjaga kebersihan,” ujar dia.

Penyakit tuberkulosis atau TB adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit itu dapat menyerang siapa saja, organ tubuh yang diserang biasanya adalah paru-paru, tulang belakang, kulit, otak, kelenjar getah bening, dan jantung.

Penularan terjadi saat kuman TB yang berada dan bertebaran di udara terhirup oleh orang lain. Contohnya, ketika penderita TB batuk atau bersin tanpa menutup mulut, bakteri akan tersebar ke udara dalam bentuk percikan dahak.

Baca juga: Terobosan terkini terapi tuberkulosis

Baca juga: Pakar ingatkan pasien TB tetap minum obat saat Ramadhan

Baca juga: Dokter ingatkan batuk tanda TB berlangsung lebih dari dua pekan

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024