Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi VII DPR RI Alvin Lie menilai asumsi harga minyak 65 dolar AS per barel dalam RAPBN 2007 cukup realistis. "Di tengah harga minyak dunia yang fluktuatif, asumsi 65 dolar per barel saya kira cukup realistis," katanya usai menghadiri pidato kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Gedung DPR/MPR akarta, Rabu. Dalam RAPBN 2007, pemerintah mengasumsikan harga minyak Indonesia sebesar 65 dolar AS per barel atau lebih tinggi tiga dolar dari APBN Perubahan 2006 yang 62 dolar AS. Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro mengatakan, harga minyak itu sudah memperhitungkan kondisi geopolitik dunia seperti serangan militer Israel ke Lebanon dan gangguan pasokan di Alaska. "Kondisi geopolitik itu memang membuat harga minyak tinggi, tapi kami pikir 65 dolar AS cukup realistis," ujarnya. Alvin menambahkan, dalam pidatonya, Presiden juga memaparkan rencana pemerintah memulai program pengembangan bahan bakar nabati (BBN) yang merupakan langkah strategis Indonesia ke depan. "Pengembangan BBN itu akan mengurangi ketergantungan pada minyak dan memposisikan Indonesia menjadi pemasok BBN dunia," katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006