Lombok, Nusa Tenggara Barat (ANTARA) — Indonesia menjadi tuan rumah Lokakarya ASEAN Community-based Climate Action pada 7-8 Maret 2024 di kota Lombok, Prov. Nusa Tenggara Barat.
Lokakarya ini bertujuan untuk melakukan inventarisasi aksi iklim berbasis komunitas yang dilakukan oleh negara-negara anggota ASEAN dan mengidentifikasi tantangan yang menghambat integrasi aksi komunitas ke dalam strategi iklim nasional, mendorong upaya kolaboratif untuk menemukan solusi efektif di kawasan ASEAN. ASEAN Community-based Climate Action ini merupakan bagian dari agenda keketuaan Indonesia untuk ASEAN pada tahun 2023.
Membuka acara, Direktur Mobilisasi Sumber Daya Sektoral dan Regional, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Wahyu Marjaka selaku representasi dari Indonesia National Focal Point to the ASEAN Working Group on Climate Change (AWGCC) menyampaikan bahwa negara-negara ASEAN telah lama menyadari kebutuhan mendesak terkait adaptasi dari dampak perubahan iklim pada tingkat komunitas. Hal ini kemudian dipertegas dengan pentingnya implementasi adaptasi perubahan iklim di tingkat komunitas yang kemudian didorong melalui inisiasi bertajuk ASEAN Community-based Climate Action.
“Tindakan ini memerlukan partisipasi berbagai pemangku kepentingan, baik pemerintah, organisasi masyarakat sipil, sektor swasta dan akademisi yang memainkan peran penting dalam upaya memajukan adaptasi perubahan iklim berbasis masyarakat,” katanya.
Wahyu mengatakan, untuk melibatkan para pemangku kepentingan secara efektif, ASEAN perlu membangun kolaborasi dan rencana aksi yang jelas dan inklusif, khususnya melalui program aksi iklim berbasis masyarakat. Dampak buruk perubahan iklim tidak mengenal batas negara, dan merupakan tanggung jawab kita bersama untuk menemukan solusi inovatif dan berkelanjutan.
“Komitmen kami terhadap hal ini tidak tergoyahkan, dan melalui upaya kolaboratif, kami bertujuan untuk membangun ketahanan dan mendorong pembangunan berkelanjutan dalam menghadapi perubahan iklim,” ungkap Wahyu.
Wahyu menjelaskan, lokakarya ini mengeksplorasi pendekatan dan mekanisme inovatif untuk meningkatkan keselarasan aksi berbasis masyarakat dengan kebijakan iklim nasional yang lebih besar. Setiap anggota Negara ASEAN memaparkan kebijakan, peraturan, atau komitmen negara yang ada untuk mendukung aksi iklim berbasis komunitas, inisiatif aksi iklim berbasis komunitas yang ada di negara ini, serta pengetahuan dan inovasi dalam komunitas untuk meningkatkan ketahanan dan keberlanjutan iklim.
Setelah data hasil lokakarya ini terkumpul, langkah selanjutnya adalah lokakarya kedua untuk diskusi mengenai dokumen strategi promosi Community-based Climate Actiondi negara-negara ASEAN dan kriteria praktik terbaik untuk direplikasi di tingkat regional, serta kegiatan berbagi pengetahuan di tingkat regional dan internasional.
Lokakarya kedua direncanakan akan diselenggarakan di akhir April 2024.
Acara ini didukung oleh Pemerintah Jerman di bawah inisiatif proyek ASEAN EU - German Climate Program (CAP), yang dilaksanakan oleh GIZ bekerja sama dengan Sekretariat ASEAN dan AWGCC.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2024