New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS menghentikan sementara penurunan baru-baru ini pada Senin (Selasa pagi WIB), menguat terhadap mata uang utama lainnya sekalipun para analis menatap prospek greenback lebih lemah untuk pekan ini.
Pada pukul 22.00 GMT (Selasa pukul 05.00 WIB), euro diperdagangkan di 1,3787 dolar, turun dari 1,3801 dolar pada Jumat (25/10), lapor AFP.
Dolar juga menguat terhadap yen, dibeli 97,66 yen Jepang dibandingkan dengan 97,38 yen.
Euro naik menjadi 134,67 yen dari 134,44 yen.
Dolar telah diperdagangkan mendekati tingkat terendah dua tahun terhadap euro di akhir sesi dan terendah satu tahun terhadap franc Swiss.
Pelemahan dolar berasal dari keyakinan Federal Reserve AS akan mempertahankan kebijakan uang longgar program pembelian obligasi 85 miliar dolar AS per bulan untuk sementara waktu. Sebelum pertemuan The Fed pada September, banyak analis telah memperkirakan The Fed akan memangkas kembali program stimulusnya pada 2013.
Para analis memperkirakan The Fed akan mengakhiri pertemuan kebijakan dua hari pada Rabu (30/10) kembali dengan mempertahankan program stimulusnya tidak berubah. Banyak analis memperkirakan tidak akan ada pengurangan sampai setidaknya awal 2014.
Meskipun dolar menguat pada Senin, "secara lebih luas kami tetap memperkirakan pelemahan moderat lebih lanjut dalam dolar AS dari tingkat saat ini" mengingat "berlanjutnya sikap pelonggaran Fed," kata Nick Bennenbroek, kepala strategi mata uang di Wells Fargo Securities.
Kathy Lien, direktur di BK Asset Management, memperingatkan bahwa laporan penjualan ritel AS pada Selasa waktu AS bisa mengindikasikan pelemahan dolar lebih lanjut.
Sementara The Fed diperkirakan tidak akan mengubah kebijakan moneternya, "bank sentral bisa menurunkan deskripsi ekonomi, yang akan cukup untuk mengirim greenback ke posisi terendah baru," kata Lien.
Pound Inggris merosot menjadi 1,6141 dolar dari 1,6155 dolar.
Dolar menguat menjadi 0,8957 franc Swiss dari 0,8920.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013