santri dapat membantu mengurangi ketergantungan pada impor pangan dan meningkatkan ketahanan pangan nasional
Kota Bogor (ANTARA) - Rektor Universitas Nusa Bangsa (UNB) Bogor, Jawa Barat, Dr Ir Yunus Arifin menyampaikan peran pesantren dan santri dalam menunjang program pangan nasional.
Yunus dalam kegiatan Pesantren Kilat (Sanlat) Ramadhan 1445 Hijriah/2024 Masehi di Gedung DPRD Kota Bogor, Sabtu, menyebut ada delapan poin terkait peran santri.
Menurut Yunus, santri memiliki pendidikan agama dan moral yang kuat, yang didapatkan melalui pendidikan di pesantren dan lembaga-lembaga Islam.
“Nilai-nilai seperti kejujuran, integritas, empati, dan kepedulian terhadap sesama adalah aset berharga dalam mengelola program ketahanan pangan dengan cara yang etis dan berkelanjutan,” jelasnya.
Poin kedua, menurut Yunus, santri memiliki pengembangan karakter karena pesantren membantu dalam pembentukan karakter yang kuat.
“Santri dipersiapkan untuk menjadi individu yang bertanggung jawab dan berkomitmen untuk kebaikan masyarakat. Ini adalah aset yang penting dalam upaya membangun ketahanan pangan yang berkelanjutan,” ucapnya.
Baca juga: Pemkab Cianjur: Santri pondok pesantren dapat pelajaran bertani
Baca juga: Pesantren Kilat di DPRD Bogor bahas ketahanan pangan dan stunting
Yunus mengatakan, dalam poin ketiga santri memiliki pengetahuan keagamaan dan etika, sehingga dapat memelihara sumber daya yang diatur dalam ajaran agama Islam.
“Mereka dapat menjadi agen perubahan yang mempromosikan praktik pertanian yang berkelanjutan berdasarkan nilai-nilai agama,” ucapnya.
Dalam pendidikan pertanian, dikatakan Yunus, banyak pesantren memiliki program-program yang mencakup teknik pertanian modern dan praktik berkelanjutan.
Yunus menilai, santri dapat memanfaatkan pengetahuan ini dalam pengelolaan sumber daya alam dan produksi pangan yang berkelanjutan.
Poin kelima, Yunus menyebut, santri sering kali memiliki pengaruh besar dalam komunitas mereka.
“Mereka dapat menjadi contoh dan pemimpin dalam mengedukasi masyarakat sekitar tentang pentingnya ketahanan pangan, praktik pertanian yang berkelanjutan, dan pengelolaan sumber daya alam yang bijak,” ujarnya.
Dia menyampaikan, melibatkan santri dalam program ketahanan pangan, membantu mengembangkan pemimpin masa depan yang peduli akan keberlanjutan lingkungan dan ketahanan pangan.
Menurut dia, santri dapat memainkan peran kunci dalam mengatasi masalah pangan dan lingkungan di masa mendatang.
Baca juga: Anggota DPR: Pesantren salah satu solusi ketahanan pangan nasional
Baca juga: Dompet Dhuafa akan kembangkan pertanian berbasis pesantren 1.000 ha
Poin ketujuh, Yunus mengatakan, santri dengan latar belakang beragam dapat membawa pengetahuan yang beragam tentang pertanian, ekologi, dan praktik berkelanjutan.
“Ini dapat membantu dalam memunculkan ide-ide baru dan solusi kreatif dalam program ketahanan pangan,” kata dia.
Poin terakhir yang disampaikan soal peran santri, ialah pengembangan kepemilikan lahan dan pertanian keluarga. Di mana santri dapat diberdayakan untuk menjadi pemilik lahan, dan petani keluarga yang berkomitmen terhadap pertanian berkelanjutan.
“Dalam hal ini santri dapat membantu mengurangi ketergantungan pada impor pangan dan meningkatkan ketahanan pangan nasional,” kata Yunus.
Pesantren Kilat Ramadhan 2024 yang digagas Komunitas Wartawan Jabodetabek secara kolaboratif dengan unsur pondok pesantren dan mitra lainnya itu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, yakni Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua Bogor, Cibinong Center Industrial Estate (CCIE), Lembaga Amil Zakat (LAZ) Nasional Bakrie Amanah, Yayasan Baitul Mal (YBM) BRILian, Dr Chiken, Tatajabar, Indofood.
Kemudian, Lezza (Unirama), PT Indocement Tunggal Prakarsa (Tbk), Alfamart, Serikat Pekerja Perum LKBN ANTARA (SPA), Pondok Pesantren Al-Fatah dan Ruhama, dan Yayasan At-Tawassuth, Bogor.
Baca juga: Program Santri Tani Milenial diluncurkan di Tasikmalaya Jabar
Baca juga: Dompet Dhuafa-Ok Oce kembangkan ketahanan pangan berbasis pesantren
Pewarta: Shabrina Zakaria
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024