"Dana `Baitul Asyi` itu telah dibagikan sejak jemaah tiba di Tanah Suci, dan masing-masing memperoleh 1.500 Rial Arab Saudi," kata Kepala Kanwil Kemenag Aceh Ibnu Sakdan di Banda Aceh, Senin.
Ia menjelaskan, besarnya dana "Baitul Asyi" yang diterima para jemaah haji asal Aceh pada tahun pemberangkatan 2013 itu dibandingkan tahun-tahun sebelumnya tersebut dikarenakan dampak dari pengurangan jemaah.
Pada tahun sebelumnya, para jemaah haji asal Aceh memperoleh dana Baitul Asyi senilai 1.200 Riyal atau setara Rp3,6 juta.
"Karena adanya kebijakan Pemerintah Arab Saudi yang mengurangi kuota jamaah sehingga berdampak kompensasi dana Baitul Asyi yang harus diberikan kepada jemaah haji Aceh lebih besar pada tahun ini," katanya menambahkan.
Ia menjelaskan, sejarah Baitul Asyi itu berawal dari seorang warga Arab Saudi keturunan Aceh di Mekkah sempat membangun rumah di Tanah Suci. Kemudian rumah itu diwakafkan.
"Yang menarik adalah dokumen wakaf tersebut masih tersimpan utuh di Mahkamah Syariah Arab Saudi. Dalam surat itu tertera agar rumah tersebut dapat dimanfaatkan bagi orang Aceh yang sedang menunaikan ibadah haji," kata Ibnu Sakdan.
Selain jemaah haji, rumah yang diwakafkan keturunan Aceh itu juga dapat diperuntukkan bagi mahasiswa asal Serambi Mekah yang sedang menuntut ilmu di Arab Saudi, katanya menambahkan.
Namun, Ibnu Sakdan menjelaskan dalam perjalanannya saat perluasan Masjidil Haram maka rumah tersebut terkena dampak dan Pemerintah Arab Saudi membayarnya.
"Kemudian, ganti rugi rumah tersebut dibangun di tempat lain dan pengelolaannya juga cukup baik sehingga dari tahun ke tahun berkembang. Itu dijadikan sebagai sumber dari pemberian dana Baitu Asyi kepada jemaah haji asal Aceh," kata dia menambahkan.
(A042/N005)
Pewarta: Azhari
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013