Erupsi pertama terjadi pada pukul 05.44 WIB, kemudian erupsi kedua terjadi pada pukul 07.28 WIB dan ketiga pada pukul 08.07 WIB, sepanjang pagi ini tercatat tiga kali erupsi.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada 23 Maret 2024, pukul 05.44 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 600 meter di atas puncak (4.276 meter di atas permukaan laut)," kata petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Ghufron Alwi dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang.
Kolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 112 detik.
Kemudian pada erupsi kedua terjadi pada pukul 07.28 WIB dengan tinggi kolom letusan disertai abu vulkanik teramati sekitar 700 meter di atas puncak (4.376 m di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat laut. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 20 mm dan durasi 75 detik.
Sementara petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian juga melaporkan kembali terjadinya erupsi gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut pada pukul 08:07 WIB dan letusannya lebih tinggi dibandingkan erupsi pertama dan kedua.
"Tinggi kolom letusan teramati sekitar 1.000 meter atau 1 kilometer di atas puncak (4.676 meter di atas permukaan laut)," katanya.
Kolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat laut. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 21 mm dan durasi 73 detik.
Hingga Sabtu siang pukul 12.00 WIB tercatat sebanyak 129 kali jumlah letusan Gunung Semeru sejak 1 Januari hingga 23 Maret 2024 dalam laporan Kementerian ESDM melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigas Bencana Geologi (PVMBG).
Gunung Semeru masih berstatus siaga atau level III, sehingga masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Kemudian masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Baca juga: Gunung Semeru erupsi, lontaran abu vulkanik setinggi 1 kilometer
Baca juga: Gunung Semeru erupsi lontarkan abu vulkanik setinggi 500 meter
Baca juga: Gunung Semeru kembali erupsi selama 127 detik
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024