Thailand menduduki posisi teratas dalam daftar kunjungan internasional ke negara Asia Tenggara itu pada periode Januari-Februari tahun ini, diikuti oleh Vietnam dan China, kata laporan tersebut.
Sebanyak 247.530 wisatawan Thailand melakukan perjalanan ke Kamboja, turun 10 persen, ungkap laporan tersebut, seraya menambahkan bahwa 185.385 wisatawan Vietnam dan 109.990 wisatawan China mengunjungi negara kerajaan itu, masing-masing naik 41 persen dan 38,5 persen.
Perdana Menteri Kamboja Hun Manet pada Sabtu (16/3) pekan lalu mengatakan bahwa negaranya menerima 5,45 juta kunjungan wisman pada 2023, menghasilkan pendapatan kotor sebesar 3,08 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.662).
"Kami berharap jumlah wisman ke Kamboja akan melampaui level sebelum pandemi COVID-19 pada 2025," ujarnya dalam sebuah pidato di Festival Sungai di Provinsi Siem Reap.
Pada era sebelum pandemi, negara kerajaan itu mencatatkan 6,6 juta kunjungan wisman pada 2019, menghasilkan pendapatan sebesar 4,92 miliar dolar AS, menurut Kementerian Pariwisata Kamboja
Hun Manet percaya bahwa tahun pertukaran antarmasyarakat Kamboja-China 2024, bersama dengan kampanye Visit Siem Reap 2024 dan tahun pariwisata Kamboja-India, akan membantu menarik lebih banyak wisman ke Kamboja.
Dia menambahkan bahwa Bandar Udara Internasional Siem Reap Angkor yang diinvestasikan oleh China, yang mulai resmi beroperasi secara komersial pada November tahun lalu, menjadi magnet potensial dengan memfasilitasi perjalanan wisman, khususnya ke Taman Arkeologi Angkor yang masuk dalam daftar UNESCO dan umumnya ke Kamboja.
Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024