Beijing (ANTARA) - Pendapatan fiskal China turun 2,3 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada periode Januari-Februari 2024, tetapi naik 2,5 persen setelah disesuaikan dengan basis yang sebanding, ungkap data resmi pada Kamis (21/3).
Pada konferensi pers yang digelar pada Kamis, Wakil Menteri Keuangan China Liao Min mengaitkan penurunan pendapatan fiskal tersebut dengan basis perbandingan yang lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu, serta insentif pengurangan pajak dan biaya untuk mendukung bisnis.
Rincian data tersebut menunjukkan bahwa pemerintah pusat China mengantongi pendapatan fiskal sebesar 2,07 triliun yuan (1 yuan = Rp2.175) atau sekitar 291,8 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.662), turun 4,8 persen (yoy), sementara pemerintah daerah mengumpulkan 2,39 triliun yuan, tidak berubah dari setahun sebelumnya, menurut pihak kementerian.
Pendapatan pajak mencapai 3,78 triliun yuan pada periode Januari-Februari 2024, turun 4 persen (yoy).
Pengeluaran fiskal China naik 6,7 persen pada periode tersebut, mencakup 15,3 persen dari anggaran tahunan negara, kata Liao pada konferensi pers.
Lebih banyak pengeluaran telah disalurkan ke berbagai sektor seperti peningkatan ketenagakerjaan, pendidikan, layanan masyarakat perkotaan dan pedesaan, serta pertanian, kehutanan, konservasi air, dan transportasi, menurut Liao.
Dalam laporan kerja pemerintah, negara itu bertekad untuk terus menerapkan kebijakan fiskal yang proaktif dan kebijakan moneter yang hati-hati pada 2024.
Serangkaian langkah untuk mendorong pertumbuhan juga telah diungkapkan, termasuk obligasi tujuan khusus senilai 3,9 triliun yuan untuk pemda dan penerbitan obligasi pemerintah (treasury bond) khusus ultrapanjang.
Ke depannya, Liao mengatakan bahwa paket kebijakan tidak hanya akan mengonsolidasikan dan meningkatkan momentum pemulihan ekonomi, tetapi juga mendorong reformasi struktural sisi penawaran, inovasi teknologi, dan pengembangan kekuatan produktif berkualitas baru, yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembangunan ekonomi jangka menengah dan jangka panjang.
Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024