Jakarta (ANTARA) - Komisi Nasional Disabilitas (KND) berharap perguruan tinggi dapat membuka lebih banyak program studi yang berkaitan dengan keberagaman kebutuhan disabilitas guna meningkatkan partisipasi bermakna, sekaligus ketersediaan aksesibilitas dan akomodasi yang layak bagi mereka.
Baca juga: KND: Akses pendidikan bagi anak disabilitas masih minim
“Pendidikan guru dengan peminatan pendidikan khusus atau guru Pendidikan Luar Biasa (PLB) itu masih sangat jarang. Kenapa? Karena, universitas yang menyelenggarakan program studi (Prodi) PLB masih sangat jarang dan hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa,” kata Dante di Jakarta, Jumat.
Selain dalam aspek pendidikan guru, lanjutnya, sampai saat ini masih sedikit perguruan tinggi di Indonesia yang membuka program studi terapi dengan kekhususan untuk para penyandang disabilitas, seperti terapi wicara, terapi okupasi, fisioterapi, dan terapi lainnya.
Ia mengatakan, baik jumlah guru maupun terapis masih terhitung sangat sedikit untuk mengafirmasi beragam kebutuhan pendidikan maupun kesehatan penyandang disabilitas, apalagi bila mengaitkannya dengan penyediaan aksesibilitas dan akomodasi yang layak bagi mereka.
Baca juga: KND: Keluarga berperan penting membentuk potensi disabilitas
Baca juga: KND: Stigma negatif persulit edukasi terhadap pekerja disabilitas
Untuk itu, pihaknya berharap Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) beserta kementerian dan lembaga terkait lainnya dapat saling berkolaborasi untuk mendukung perguruan tinggi dalam menambah program studi yang berkaitan dengan keberagaman disabilitas.
Dengan kolaborasi itu, ia meyakini ada lebih banyak penyandang disabilitas yang mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan hidup dengan lebih baik dan layak.
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024