AS sangat berterima kasih pada pemerintah Kolombia dan menghargai upaya tanpa henti mereka bagi pembebasan itu. Kami secara khusus berterima kasih kepada Presiden Juan Manuel Santos atas bantuannya."
Bogota (ANTARA News) - Kelompok pemberontak Kolombia FARC membebaskan seorang mantan marinir AS, Kevin Scott Sutay, yang diculik pada Juni ketika melakukan perjalanan di sebuah hutan di daerah yang dikuasai gerilyawan, kata Komite Internasional Palang Merah (ICRC), Minggu.
Sutay, seorang veteran perang Afghanistan, melakukan perjalanan wisata di sejumlah negara Amerika tengah dan selatan sebelum ia ditangkap oleh FARC, lapor AFP dan Reuters.
Ia telah diperingatkan oleh polisi agar membatalkan rencana untuk wisata jalan kaki di daerah yang mereka sebut "zona merah" bagi kegiatan pemberontak, dan ia ditahan kelompok itu selama lebih dari empat bulan.
Di Washington, pemerintah AS hari Minggu menyambut baik pembebasan mantan marinir itu di Kolombia.
"Kami menyambut baik pembebasan Kevin Scott Sutay hari ini dari penahanan oleh FARC," kata Menteri Luar Negeri AS John Kerry dalam sebuah pernyataan.
"AS sangat berterima kasih pada pemerintah Kolombia dan menghargai upaya tanpa henti mereka bagi pembebasan itu. Kami secara khusus berterima kasih kepada Presiden Juan Manuel Santos atas bantuannya," katanya.
Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) adalah kelompok pemberontak terbesar Kolombia yang selama beberapa waktu terakhir ini melakukan perundingan dengan pemerintah Bogota.
Pembebasan sandera itu dilakukan setelah pemerintah Kolombia dan pemberontak FARC mengakhiri babak negosiasi Minggu (13/10) dan kedua pihak saling melontarkan tuduhan mengenai tidak adanya kemajuan setelah perundingan perdamaian selama 11 bulan.
Tidak seperti sebelumnya, kedua pihak tidak mengeluarkan pernyataan bersama pada akhir babak negosiasi -- yang ke-15 sejak pembicaraan perdamaian untuk mengakhiri konflik hampir setengah abad dimulai pada November tahun lalu.
Kedua pihak sejauh ini baru mencapai sebagian kesepakatan mengenai reformasi tanah dan saat ini merancang cara-cara bagi anggota FARC untuk memasuki sistem politik. Masalah-masalah lain yang diagendakan adalah perdagangan narkoba, ganti-rugi korban perang dan diakhirinya konflik.
FARC untuk pertama kali telah mengakui sebagian tanggung jawab atas pertumpahan darah puluhan tahun, yang mengisyaratkan perubahan berarti dalam sikap mereka karena selama ini kelompok itu tetap mengklaim bahwa anggota-anggotanya menjadi korban penindasan pemerintah.
Pemerintah Kolombia dan FARC memulai dialog di Oslo, ibu kota Norwegia, pada 18 Oktober 2012 yang bertujuan mengakhiri konflik setengah abad yang telah menewaskan ratusan ribu orang. Perundingan itu dilanjutkan sebulan kemudian di Havana, Kuba.
Tiga upaya sebelumnya untuk mengakhiri konflik itu telah gagal.
Babak perundingan terakhir yang diadakan pada 2002 gagal ketika pemerintah Kolombia menyimpulkan bahwa kelompok itu menyatukan diri lagi di sebuah zona demiliterisasi seluas Swiss yang mereka bentuk untuk membantu mencapai perjanjian perdamaian.
Kekerasan masih terus berlangsung meski upaya-upaya perdamaian dilakukan oleh kedua pihak.
FARC, kelompok gerilya kiri terbesar yang masih tersisa di Amerika Latin, diyakini memiliki sekitar 9.200 anggota di kawasan hutan dan pegunungan di Kolombia, menurut perkiraan pemerintah. Kelompok itu memerangi pemerintah Kolombia sejak 1964.
Penerjemah: Memet Suratmadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013