Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiagakan ribuan petugas dan sarana-prasarana seperti pompa untuk menanggulangi banjir akibat hujan sejak Jumat pagi.


Pompa stasioner untuk membantu mengalirkan air di wilayah yang mengalami penurunan muka tanah.

"Sementara pompa mobile digunakan untuk menangani genangan di berbagai lokasi yang sulit dijangkau oleh pompa stasioner," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum.
Saat ini petugas SDA DKI Jakarta masih berupaya untuk meminimalkan dampak hujan deras yang terjadi sejak dini hari. Berbagai cara dilakukan untuk mengantisipasi dan meminimalkan genangan atau banjir di Jakarta.

Di antaranya ​​​​​pembangunan dan penguatan infrastruktur pengendali banjir, seperti waduk, perkuatan tanggul, sistem polder dan peningkatan kapasitas drainase kawasan.

Baca juga: Legislator desak DKI prioritaskan penanganan banjir di Jakbar

Warga menaiki mobil bak untuk melewati banjir di kawasan Joglo, Jakarta, Jumat (22/3/2024). Banjir yang menggenangi jalan tersebut disebabkan oleh tingginya curah hujan dan sistem drainase yang buruk. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.
Lalu, Dinas SDA DKI Jakarta juga aktif mengoptimalkan operasional sarana dan prasarana, seperti rumah pompa, pintu air dan peralatan berat lainnya.

Sejak Jumat dini hari, Jakarta diguyur hujan dengan curah hujan yang cukup tinggi dan dalam waktu yang cukup lama. Terpantau curah hujan ekstrem terjadi di Semanan, Jakarta Barat, dengan intensitas 212 mm per hari dan di Pompa Tanjungan, Jakarta Utara, dengan intensitas 208 mm per hari.
Berdasarkan data per 15 Maret 2024, Dinas SDA DKI Jakarta telah menyiapkan 580 unit pompa stasioner, 557 unit pompa mobile dan 845 pintu air yang tersebar di berbagai lokasi strategis.

Kemudian, ada 254 unit alat berat, 460 unit "dump truck" dan pasukan biru sebanyak 4.226 personel yang siap siaga menghadapi dampak musim hujan.

Dinas SDA DKI Jakarta juga menjaga kualitas operasional dengan melakukan perawatan rutin pada pompa-pompa tersebut. Infrastruktur pengendali banjir di DKI Jakarta dirancang untuk menanggulangi curah hujan ekstrem dengan batas 150 mm per hari untuk infrastruktur makro dan 100 mm per hari untuk infrastruktur mikro.

Baca juga: Banjir Jakarta, jumlah pengungsi di Rusun Embrio capai 340 orang

Sejumlah penumpang melintasi banjir dengan menggunakan angkutan umum di kawasan Joglo, Jakarta, Jumat (22/3/2024). Banjir yang menggenangi jalan tersebut disebabkan oleh tingginya curah hujan dan sistem drainase yang buruk. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.
Untuk itu, Dinas SDA DKI Jakarta juga rutin melakukan pengerukan di kali, waduk dan saluran untuk mengangkat sedimen sehingga kapasitas saluran tetap optimal dalam menampung air guna meminimalkan terjadinya genangan saat musim hujan.
"Prinsipnya, kami selalu 'standby' (bersiap) dan meningkatkan koordinasi dengan seluruh pihak seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), para wali kota, camat, lurah hingga RT/RW dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya.

Hal itu untuk mempercepat penanganan banjir dan meminimalkan risiko yang terjadi.

Pemprov DKI Jakarta mengimbau masyarakat tetap waspada mengingat cuaca masih mendung. Selain itu, masyarakat dapat memantau informasi terkini mengenai wilayah terdampak banjir dan genangan serta status ketinggian pintu air melalui link https://pantaubanjir.jakarta.go.id, https://poskobanjirdsda.jakarta.go.id.

Selain itu aplikasi JAKI maupun akun media sosial@BPBDJakarta dan juga Center Jakarta Siaga 112 apabila membutuhkan bantuan lebih lanjut.

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024