Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menyediakan dana cukup besar pada RAPBN 2007 untuk subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan listrik yang mencapai Rp94,4 triliun yaitu masing-masing Rp68,6 triliun untuk subsidi BBM dan Rp25,8 triliun untuk subsidi listrik. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan hal itu dalam pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia serta Keterangan Pemerintah atas RUU tentang APBN 2007 beserta Nota Keuangannya di hadapan Rapat Paripurna DPR RI di Jakarta, Rabu. "Penyediaan subsidi yang cukup besar ini, dilakukan karena pemerintah menyadari dengan sungguh-sungguh daya beli masyarakat yang belum kuat, akibat pengurangan subsidi BBM tahun yang lalu," kata presiden. Menurut Presiden, proporsi penggunaan BBM pada tahun 2007 sebagai energi pembangkit listrik sudah mulai menurun, dan digantikan oleh batubara dan gas. Sementara tahun 2008 diharapkan alokasi subsidi BBM dan listrik akan menurun drastis, karena penggunaan gas untuk PLTG, dan pada 2009, seluruh pembangkit listrik di Pulau Jawa diharapkan sudah dapat dipenuhi oleh pembangkit non-BBM. Di bidang kebijakan energi, lanjut presiden, akan diarahkan pemanfaatan sumber energi pengganti minyak bumi yang berasal dari batubara, air, gas, serta energi terbarukan khususnya biofuel yang lebih murah, sehingga lebih terjangkau masyarakat. "Untuk pengembangan energi biofuel, pemerintah akan memanfaatkan alokasi belanja modal dari berbagai kementerian dan lembaga terkait untuk mendukung program itu. Di samping itu, juga disediakan subsidi bunga kredit usaha biofuel sebesar Rp1 triliun," katanya. Namun, menurut presiden untuk mengelola berbagai sumber energi alternatif dalam jumlah yang cukup besar seperti gas, batubara, tenaga hidro, panas bumi, tenaga surya dan lainnya, pemerintah tidak mungkin melakukannya sendiri mengingat biayanya yang sangat besar. Kepala Negara menjelaskan, pemerintah juga sedang menyusun langkah-langkah pengembangan energi alternatif berbasis nabati atau biofuel, yang program nasionalnya telah dimulai tahun ini dengan pengembangan energi dengan bahan dasar kelapa sawit, jagung, tebu, singkong, dan jarak. Untuk daerah tertentu, terutama daerah terpencil dan belum berkembang, akan dilaksanakan program desa mandiri energi berbasis pohon jarak. "Dengan demikian, desa-desa itu diharapkan akan mampu memenuhi kebutuhan energinya, tanpa harus tergantung kepada solar dan minyak tanah. Dalam jangka menengah, kebijakan energi ini diharapkan dapat menciptakan kesempatan kerja baru antara 3 hingga 5 juta orang," katanya. Pendapatan negara dan hibah dalam RAPBN 2007 sebesar Rp713,4 triliun, sementara belanja negara Rp746,5 triliun. Dengan demikian terjadi sefisit sebesar Rp33,1 triliun atau 0,9 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). RAPBN 2007 disusun berdasarkan asumsi pertumbuhan ekonomi 6,3 persen, inflasi 6,5 persen, suku bunga sertifikat Bank Indonesia (SBI) tiga bulan 8,5 persen, nilai tukar rupiah 9.300 per dolar AS, harga minyak 65 dolar AS per barel, dan produksi minyak satu juta barel per hari.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006