Melakukan kegiatan mata-mata di antara sahabat adalah hal yang tidak boleh dilakukan

Berlin (ANTARA News) - Para kepala badan intelijen Jerman akan berangkat ke Amerika Serikat pekan depan untuk menuntut jawaban terkait dugaan bahwa intelijen AS telah menyadap telepon seluler Kanselir Jerman Angela Merkel.

AFP melaporkan keberangkatan itu dilakukan di tengah munculnya masalah pengintaian oleh AS yang telah mengancam hubungan kedua negara.

Dokumen-dokumen yang dibocorkan oleh bekas pegawai kontrak AS, Edward Snowden, yang mengungkapkan aksi pengintaian oleh AS terhadap kegiatan Internet dan percakapan telepon para warga negara biasa, telah menimbulkan kemarahan di berbagai belahan dunia.

Kehebohan telah meningkat setelah munculnya dugaan-dugaan bahwa para pemimpin dunia, termasuk presiden Brazil dan Meksiko, juga telah menjadi bagian dari target aksi penyadapan.

Pekan ini, skandal tersebut melebar ke Eropa, dengan dugaan bahwa Merkel juga telah mengalami penyadapan pada telepon miliknya.

Dugaan itu telah memaksa Berlin untuk memanggil duta besar Amerika Serikat --langkah yang sangat jarang dilakukan di antara kedua negara sekutu dekat itu.

"Perwakilan tingkat tinggi pemerintah akan segera berangkat ke Amerika Serikat untuk melakukan pembicaraan dengan Gedung Putih dan NSA (National Security Agency, Badan Keamanan Nasional AS) tentang dugaan-dugaan yang muncul baru-baru ini," kata Georg Streiter, wakil juru bicara kanselir, Jumat.

Media Jerman, dengan mengutip sumber-sumber yang dekat dengan dinas intelijen, pada Sabtu melaporkan bahwa delegasi ke AS itu akan termasuk para pejabat tinggi dinas rahasia Jerman.

Merkel pada Rabu menelepon Presiden AS Barack Obama dan mengatakan bahwa mematai-matai sekutu akan "melunturkan kepercayaan" antara mitra internasional.

"Melakukan kegiatan mata-mata di antara sahabat adalah hal yang tidak boleh dilakukan," kata Merkel saat ia akan berangkat menuju pertemuan tingkat tinggi Uni Eropa awal pekan ini.

Melalui informasi rahasia yang terkuak dari Snowden, majalah minggu Jerman, Der Spiegel, melaporkan pada Sabtu malam bahwa dokumen-dokumen NSA yang bocor memperlihatkan bahwa telepon Merkel berada dalam daftar target penyadapan sejak tahun 2002.

Telepon Merkel dilaporkan juga masih berada dalam pengintaian beberapa minggu sebelum Obama berkunjung ke Berlin pada bulan Juni.

Masalah spionase itu telah mendorong para pemimpin Eropa untuk menuntut Washington melakukan kesepakatan baru tentang pengumpulan data-data intelijen yang akan menjaga hubungan penting dan tetap menjalankan perang terhadap terorisme.

Kedua puluh delapan pemimpin Eropa pada pertemuan tingkat tinggi mereka pekan ini juga memperingatkan bahwa sementara kelompok negara Eropa tersebut dan Amerika Serikat sama-sama memiliki "hubungan yang erat", hubungan itu harus "didasarkan pada rasa hormat dan kepercayaan".

Jerman dan Brazil juga sedang menggarap sebuah resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menyoroti kemarahan internasional terhadap penyadapan data oleh Amerika Serikat di negara-negara lainnya, demikian dikatakan para diplomat pada Jumat.

Resolusi itu tidak akan menyebut-nyebut AS namun akan menyerukan adanya perpanjangan Perjanjian Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik bagi dalam kegiatan-kegiatan Internet.

"Tujuannya adalah untuk menyampaikan pesan kepada pihak-pihak yang telah merusak sistem," kata seorang diplomat PBB yang terlibat dalam pembicaraan.


(T008)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013