Surabaya (ANTARA News) - Budayawan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) yang juga pimpinan kelompok musik "Kiai Kanjeng" mengemukakan musik yang dibawa oleh musisi Sawung Jabo bukan sekedar retorika seni, melainkan sebagai momentum untuk kebangkitan Indonesia. Cak Nun yang juga suami penyanyi Novia Kolopaking menyatakan hal itu pada pementasan Sawung Jabo dengan kelompoknya bertajuk "Satu Langkah Sejuta Cakrawala" di Gedung Cak Durasim, Surabaya, Jatim, Selasa hingga larut malam. Pria asal Jombang dan alumni Pondok Modern Gontor itu mengaku kenal Sawung Jabo akhir tahun 1970-an di Bengkel Teater. Sejak itu ia mengenal Jabo sebagai musisi yang tidak peduli apakah musiknya diapresiasi orang atau tidak. "Jabo tidak peduli dengan itu. Ia terus berkarya dan kita semua malam ini menyaksikan bahwa orang Surabaya sendiri tidak memberikan apa-apa bagi Surabaya, tapi Jabo yang lama hidup di Sidney justru memberikan banyak pada kita," ujarnya. Sementara Wakil Walikota Surabaya, Arif Afandi, yang juga memberikan sambutan secara berkelakar mengatakan bahwa dia menyukai Jabo yang memiliki nama lahir Mochamad Djohansyah bukan karena ia berasal dari Surabaya. "Saya menyukai Jabo karena 'misuhnya' (mengumpat,-red) yang fasih, meskipun ia sudah berpuluh-puluh tahun hidup di Sidney," katanya. Ia juga mengaku mengagumi Jabo karena tanpa lelah terus menerus berkarya. Arif menemukan jawabannya atas keteguhan Jabo dalam puisinya yang malam itu ia bacakan sebelum pementasan. "Saya temukan konsistensi Jabo, yang menyabutkan bahwa hidup adalah ke depan dan tidak terikat oleh romantisme masa lalu," kata mantan wartawan itu. Sementara itu, pementasan Jabo pada Selasa malam betul-betul memukau, sehingga emosi ratusan penonton larut dalam iringan musik yang dibawakannya. Penampilan Jabo bersama isterinya Suzan Piper dan sejumlah pemusik terkemuka, seperti Totok Tewel, Innisisri, Ucok Hutabarat, Gondrong Gunarto dan lainnya itu membuat penonton enggan meninggalkan ruang pertunjukan. Karenanya ketika Jabo dan kawan-kawan hendak pamit mengakhiri pertunjukan, penonton berteriak, "lagi, lagi". Bahkan dalam suasana gemuruh mereka meneriakkan kata "Hio" untuk menyebut salah satu lagu lama Sawong Jabo. Innisisri yang sudah turun dari panggung akhirnya naik lagi dan kru lain yang sudah menunduk menyampaikan salam perpisahan, kembali memainkan alat musiknya. Saat membawakan lagu "Kuda Lumping" yang dulu dibawakan Sawong Jabo saat bergabung dengan Kantata Takwa penonton betul-betul larut. Mereka yang semula duduk lesehan, kemudian berdiri sambil bergoyang dan bertepuk tangan berirama. (*)
Copyright © ANTARA 2006