Jakarta (ANTARA) - Makanan berserat bisa membantu diabetesi, orang yang mengidap diabetes, untuk merasa kenyang menurut edukator diabetes Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Nurchayatie, S.Gz, MKM, RD.
"Fungsi utama serat bagi diabetesi adalah mengenyangkan. Ada gejala diabetes yang merasa mudah lapar," kata Nurchayatie saat diskusi daring "Perencanaan Makan Bagi Diabetesi" yang diikuti dari Jakarta, Kamis.
Serat merupakan bagian dari karbohidrat kompleks yang tidak bisa dicerna oleh saluran pencernaan manusia. Ketika berada di dalam tubuh, serat berfungsi untuk menurunkan kadar gula darah karena makanan tidak berada lama di dalam usus 12 jari.
Selain itu, serat juga menurunkan lemak darah dan memperlancar pencernaan.
Diabetesi disarankan mengonsumsi 20 sampai 30 gram serat per hari atau sekitar lima porsi sayur dan buah. Serat antara lain bisa didapat dari kacang-kacangan, brokoli dan bayam.
Baca juga: Diet kaya serat kunci melawan diabetes
Baca juga: Satu setengah genggam kacang untuk perpanjang harapan hidup
"Sayur daun singkong dan daun katuk (adalah makanan) tinggi serat," kata Nurchayatie.
Selain serat, diabetesi juga harus memenuhi kebutuhan gizi seimbang, bukan hanya tentang mengurangi makanan. Anjuran gizi untuk diabetesi mirip dengan orang sehat pada umumnya, namun, perlu memerhatikan jadwal (tiga kali makan utama dan tiga kali makan porsi kecil), jumlah (berdasarkan rekomendasi dokter atau dietisian) dan jenis (makanan yang bisa dikonsumsi dalam jumlah bebas dan yang dalam jumlah terbatas).
Diabetesi tetap membutuhkan karbohidrat, yang merupakan sumber energi bagi tubuh, namun, jumlahnya perlu diatur. Nurchayatie tidak menyarankan sama sekali menghindari karbohidrat atau mengganti karbohidrat dengan buah, misalnya, karena makanan tersebut tidak berada pada golongan yang sama.
Pasien diabetes disarankan mengonsumsi karbohidrat sebanyak 45 sampai 65 persen dari total asupan energi, terutama karbohidrat yang berserat tinggi.
Diabetesi juga memerlukan protein, yang merupakan zat pembangun yang berperan dalam pertumbuhan dan regenerasi jaringan tubuh yang rusak. Protein bisa dikonsumsi sejumlah 10 sampai 20 persen dari total asupan energi, jumlahnya juga perlu disesuaikan dengan kondisi pasien.
Jika diabetesi juga mengalami gangguan ginjal maka ia bisa mengambil persentase protein terendah, yaitu 10 persen.
Selain protein, diabetesi juga membutuhkan lemak, yang berfungsi sebagai pengangkut dan pelarut vitamin A, D, E dan K. Diet tanpa lemak bisa menyebabkan kekurangan vitamin tersebut.
Lemak bisa dikonsumsi sebanyak 20-25 persen dari total asupan energi. Meski bisa mengonsumsi lemak, diabetesi perlu membatasi makanan yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans seperti susu full cream.
Zat gizi yang juga harus dipenuhi diabetesi adalah vitamin, air dan mineral, yang bisa didapatkan dari sayur dan buah.
Baca juga: Manfaat brokoli bagi penderita diabetes dan cara mengolahnya
Baca juga: Semakin banyak garam di makanan makin besar risiko diabetes
Baca juga: 5 makanan dengan indeks glikemik rendah untuk kontrol gula darah
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024