Banda Aceh (ANTARA News) - Mantan Presiden Finlandia, Martti Ahtasaari, menyatakan puas atas tercapainya kemajuan proses perdamaian di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang telah berjalan selama setahun. "Rasa puas Martti Ahtasaari diungkapkan saat menghadiri pertemuan komisi pengaturan keamanan (cosa) ke-40 tim Aceh Monitoring Mission/AMM) di Kota Banda Aceh, Selasa (15/8)," kata juru bicara tim AMM, Faye Balnis, kepada pers di Banda Aceh, Rabu. Pertemuan yang dipimpin Ketua tim AMM, Pieter Feith, itu juga dihadiri delegasi Indonesia, yakni Menteri Komunikasi dan Informasi Sofyan Djalil, dan pihak Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang diwakili Malek bin Mahmud serta penjabat Gubernur NAD, Mustafa Abubakar. Ahtasaari adalah Ketua Crisis Manajement Initiative yang merupakan mediator dialog damai antara Pemerintah dengan pihak GAM yang nota kesepahamannya (MoU) ditandatangani di Helsinki, Finlandia, 15 Agustus 2005. "Semua pihak merasa puas dengan kemajuan signifikan yang telah dibuat dalam mengimplementasikan MoU dan AMM saat ini hampir menyelesaikan tugas-tugas yang dipercayakan Pemerintah," kata Faye. Semua pihak juga menyambut kehadiran Presiden Ahtisaari sebagai bagian dari perayaan satu tahun penandatanganan MoU Helsinki yang telah berperan penting dalam mengakhiri konflik bersenjata di Aceh. Terkait dengan permintaan dari Pemerintah Indonesia tentang perpanjangan tugas AMM di Aceh sampai Desember 2005, Pieter Fieth menyatakan bahwa beliau telah merekomendasikan pada negara-negara anggota Uni Eropa serta berkonsultasi dengan negara-negara ASEAN yang berpartisipasi mengenai perpanjangan AMM hingga atau sebelum 15 Desember 2006. Berbagai rangkaian acara penyambutan setahun MoU Helsinki, digelar di berbagai kota di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) pada Selasa (15/8) yang dihadiri Wapres Jusuf Kalla dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu serta Ahtasaari dan isterinya. Puncak acara setahun MoU Helsinki ditandai dengan pembunyian sirine dan pergelaran tari-tarian tradisional Aceh di komplek pelabuhan ferry di Ulee Lhue. Empat tokoh sentral perdamaian Aceh, yakni Wapres Jusuf Kalla, Menteri Kehakiman dan HAM, Hamid Awaludin, Ahtasaari dan Malek bin Mahmud (mantan petinggi GAM) juga memperoleh penghargaan adat tertinggi Aceh dari Pemerintah Provinsi dan tokoh adat serta ulama Aceh. Selain itu, tidak kurang dari 200 ribu warga masyarakat dari berbagai kabupaten/kota di NAD juga tumpah ke Kota Banda Aceh untuk merayakan setahun perdamaian di provinsi ujung paling barat Indonesia ini. (*)

Copyright © ANTARA 2006