"Pada awal musim penghujan atau pancaroba (peralihan dari musim kemarau ke penghujan) sekarang ini sering turun hujan disertai angin kencang yang berpotensi menjadi angin langkisau yang bisa merobohkan benda apapun," kata Sumarwan di Palembang, Jumat.
Menurut dia, beberapa hari terakhir di sejumlah daerah sering diguyur hujan sedang hingga lebat disertai angin kencang.
Akibat hujan yang disertai angin kencang itu sejumlah rumah masyarakat, gedung sekolah, dan tempat usaha mengalami kerusakan pada bagian atapnya bahkan ada yang roboh akibat dihantam angin langkisau, katanya.
Dijelaskannya, bencana angin langkisau baru-baru ini pada Minggu (20/10) melanda sejumlah masyarakat di Kabupaten Banyuasin.
Dalam peristiwa itu beberapa pohon roboh, sejumlah tempat usaha pasar kuliner dan rumah mengalami kerusakan pada bagian atapnya, serta satu gedung sekolah dasar negeri (SDN) 5 di Kecamatan Banyuasin III mengalami kerusakan berat ditimpa pohon besar yang roboh akibat dihantam angin langkisau.
Meskipun bencana angin langkisau mulai melanda sejumlah daerah di Sumsel belum menimbulkan korban jiwa dan kerusakan harta benda yang besar, masyarakat yang berada di daerah rawan bencana tersebut untuk meningkatkan kewaspadaan.
Selain itu, pihaknya juga meningkatkan kesiagaan anggota relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang berjumlah 800 orang untuk membantu masyarakat jika mengalami bencana dampak musim penghujan seperti banjir, tanah longsor, dan angin langkisau, kata Sumarwan.
Sementara Kasi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumsel Indra Purnama mengatakan, pada bulan ini mulai memasuki musim penghujan dengan intensitas curah hujan yang cukup tinggi sekitar 300--400 milimeter disertai angin kencang.
Intensitas curah hujan itu mengalami peningkatan yang cukup tinggi dari bulan sebelumnya yang hanya mencapai 150 mm.
Melihat kondisi curah hujan yang cukup tinggi itu, masyarakat di provinsi yang memiliki 15 kabupaten dan kota itu diimbau agar meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana banjir, tanah longsor, dan angin langkisau (puting beliung), kata Indra.
Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013