Kompetisi bertema "Gezond & Authentieke Indonesische Culinaire" atau Masakan Indonesia yang Sehat dan Autentik, kata Sekretaris pertama KBRI Denhaag, Danang Waskito, Jumat.
Dikatakannya kompetisi kuliner tersebut diselengarakan sebagai bagian dari diplomasi kuliner yang dikembangkan KBRI Den Haag untuk mempromosikan makanan dan masakan Indonesia di Belanda sekaligus mempromosikan penggunaan bumbu dan produk Indonesia.
Acara pembukaan kompetisi dilakukan Dubes RI Den Haag, Retno L.P. Marsudi yang dalam sambutannya menyampaikan peran kuliner Indonesia dalam mempererat hubungan dan kerjasama kedua negara.
"Love starts from the stomach", adalah ungkapan yang dapat menggambarkan posisi makanan Indonesia yang sudah begitu dikenal di masyarakat Belanda.
Melalui kegiatan tersebut, Dubes berharap pula adanya peningkatan hubungan bisnis/perdagangan kedua negara, khususnya ekspor bumbu dan bahan makanan Indonesia ke Belanda.
Acara yang dikemas dalam dua ronde kompetisi tersebut menampilkan delapan tim peserta yang mengolah kreasi makanan Indonesia yang otentik, baik dari sisi cita rasa maupun bumbu yang digunakan.
Salah satu keunikan kompetisi adalah kewajiban setiap tim/chef menggunakan minimal lima macam bumbu asli Indonesia sebagai bumbu utama.
Disamping itu, pada saat penyelenggaraan lomba juga diselenggarakan beberapa kegiatan lainnya, yaitu demo masak makanan otentik Indonesia oleh chef Agus Hermawan (Restaurant Blauw) dan workshop fruit carving (seni ukir buah) oleh chef Didi Han dengan menggunakan buah-buahan tropis sebagai sarana ukiran.
Tim juri yang terdiri dari chef terkenal Belanda memutuskan chef Ms. Istiana yang menyajikan masakan plecing kangkung ala Surabaya sebagai pemenang pertama, dan chef Maura Latumerisa menyajikan masakan pepeda kuah ikan sebagai pemenang kedua.
Keduanya berhak mendapatkan trophi dan sertifikat dari KBRI Den Haag serta hadiah uang.
Acara mendapatkan perhatian dari publik dan media Belanda, yang tertarik dengan aneka kreasi pengolahan makanan dan masakan Indonesia, demikian Danang Waskito.
(ZG/M019)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013